🥀 || ❶⁶

40 31 23
                                    

HAPPY READING 📌🥀

****

Inggit menjatuhkan bokongnya diatas tempat duduk yang ada depan ruangan ekskul dengan setumpuk buku tebal yang ada ditangannya.Suasana ruangan itu masih sepi.Bahkan, pintu juga belum dibuka.

Inggit memutar-mutar kakinya diatas lantai.Matanya melirik kearah kanan dan kiri,sesekali berharap seseorang yang dinanti akan segera datang.

"Hay Inggit,"Sapa seseorang yang baru saja datang.

"Hay juga kak Rio,kak Chandra" balas Inghit sopan dengan tersenyum ramah.

"Tumben banget lo hari ini dateng pagi keruangan ekskul?"Tanya Chandra dengan memincingkan matanya.

"Bukannnga hari ini seharusnya lomba ya kak?"

"Iya emang bener"Jawab Rio

Inggit mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih kearah Chandra,""Kak Chandra aku minta tolong kasih surat ini buat kak Azel "

"Kenapa lo ngga ikut?"Sanggah Rio cepat.Walaupun Inggit baru beberapa hari memasuki ekskul ini,akan tetapi mereka sudah cukup dekat.Bahkan Chandra dan Rio sudah menganggap Inggit sebagai saudara mereka.

"Aku ada bimbingan olimpiade sains tingkat nasional Kak" Inggit mengukir senyum diwajahnya.

"Wah lo ikutan lomba lagi?bidang apa ?"Tanya Adi tak percaya.Pasalnya sudah beberapa kali bahkan berkali-kali adik kelasnya ini sudah banyak mengikuti lomba olimpiade.

"Iya kak.Kali ini dalam bidang kimia" jawab Inggit

"Congratulations ya!!semoga menang!"ucap Chandra memberikan semangat

Inggit hanya terkekeh mendengarkan ucapan dari Chandra.

"Makasih kak"Ucap Inggit sedikit membenarkan kacamatanya.

"Yaudah,aku langsung pamit aja ya.Semoga menang dan semangat!"Cindo melangkahkan kakinya.Ia sedikit tersenyum lega.Akhirnya dia tidak bertemu Alex.

"Cindo!"Mendengar panggilan itu ia kembali menoleh kebelakang.

"Iya kak?"Tanya Inggit sedikit memiringkan kepalanya.

"Lo udah izin sama Azel kalau lo ada bimbingan terus ngga ikut dalam perlombaan?"Rio mengajukan pertanyaan.Ia sedikit berjalan kecil kearah Inggit.

"Belum izin kak.Lagian,kalau aku izin juga kak Alex ngga bakal perduli.Yaudah aku pergi dulu ya.SEMANGAT!" Inggit kembali memutar tubuhnya lalu berjalan sedikit cepat untuk menghindari beberapa pertanyaan dari Rio dan Chandra.

Rio dan Chandra saling memandang dengan polos.Sedetik kemudian mereka sama-sama mengangkat bahunya pelan.

"Sebenarnya ada apa si sama mereka berdua?"Chandra juga memutar tubuhnya untuk kembali keruangan ekskul.

"Gue juga ngga tau Gem.Kayaknya ada beberapa rahasia yang disembunyikan Alex.Bukannya kemarin dia bilang kalau dia sama Inggit tuh pernah deket kaya DESEMBER JANUARI tapi katanya juga malahan jauh JANUARI KE DESEMBER.Apa si yang mereka umpetin dari kita?!"kesal Rio

Ia dengan cepat berjalan mengekori Chandra dari belakang.

"Lo tau Gem?"Lanjut Rio sedikit keras bertanya pada lawan bicaranya.

"Apa?" Balas Chandra menoleh kebelakang.

"Katanya tuh lacinya si Azel udah penuh sama cokelat!"

Rio semakin bersemangat membayangkan memakan setumpuk cokelat yang diambil dari laci Azel

"Dasar maling coklat!"Kesal Chandra.Ia menyumpah serapah seorang Rio.

"CK!NGGA USAH MUNAFIK!LO JUGA IKUT MAKAN COKELATNYA!"Gemma semakin mengabaikan sahabatnya yang sedang berteriak keras.Ia hanya tetap berjalan santai dengan pandangan yang lurus kedepan.Dan dia mengangap teriakan sahabatnya hanyalah seperti toa masjid.

SEPOTONG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang