🥀 || ❶⁹

37 30 42
                                    

Happy reading!!!!

****

"Ayuk kita berangkat,kalau kita telat bisa-bisa kita didiskualifikasi" Chandra berjalan sambil membawa tripod kamera digital Canon.Ekor mata sebelah kanan melirik kearah Vano yang hanya duduk di sofa dengan raut wajah kacau.

"Nanti dulu"Cegah Vano seketika.Ia melirik jam tangan di tangan kanan.Perasaan gundah mulai menyelimuti,apakah gadis itu benar-benar dengan ucapanya kemarin.

Rio mengangkat satu alisnya,merasa heran dengan sifat Vano.Padahal dulu ketika akan berangkat lomba,Vano lah yang pertama kali semangat mengajak mereka.Tapi,lihatlah sikap Vano yang seperti ini membuat semua orang yang ada di dalam ruangan menjadi bingung.

"Lo nungguin Inggit,iya?"Tebak Chandra mencoba mencari tahu apa yang sedang di pikirkan Vano.

Vano diam dengan tangan memutar ponsel yang ada di tangan.

"Dia ngga ikut kita lomba,Inggit ada bimbingan OSN kimia"Tania masuk keruangan dengan nada tak bersahabat.Ia berjalan kearah cowok yang duduk di sofa.

Ia menjatuhkan bokongnya ke sofa,menghirup udara dalam-dalam.

"Gue heran sama dia.Ngapain juga ikut organisasi kalau ngga ada tanggung jawabnya?Harusnya dia bisa izin kan Sama pak Bimo buat ngga ikut bimbingan satu hari!"Helaan nafas Tania kembali terdengar kasar.Sekilas ia melihat Vano yang sedang duduk tanpa mengucapkan sepatah kata.

"Lo lagi galau karna si cupu itu ngga ikut lomba?"Pincing Tania tak suka.

Rio dan Chandra hanya diam tak berani menjawab ataupun menyanggah.Mereka duduk dengan kesibukan masing-masing.

"Kita berangkat aja.Ngga usah nungguin Inggit.Lagian ngapain sih harus nungguin? Jelas-jelas dia lagi ngikutin bimbingan! buang-buang waktu!"Tania kembali beranjak dari sofa.Ia melihat kearah Chandra dan Rio secara bersamaan.

"Lo berdua mau seperti ini terus?kaya patung karena ngikutin ketua lo yang egois itu?"Desis Tania dengan jari telunjuk mengarah ke arah Vano.

****
Sedangakan di perpustakaan,Inggit sedang di kerumuni dengan tugas dan juga buku paket yang sangat tebal.Matanya sangat perih.Ia melepaskan kacamatanya sebentar,meminum air mineral yang di bawanya dari rumah.

"Haduh aku pusing banget buat nyari jawaban yang ini"keluh Inggit sedikit menghembuskan nafasnya panjang.

Gadis itu merasa sangat pusing karena sepagi ini harus mengikuti bimbingan OSN kimia.Ingin rasanya Inggit tidak mengikuti lomba.Tapi,disatu sisi lain ia harus mengejar beasiswa agar bisa tetap sekolah di sini.Mau tak mau ia harus berusaha keras.

"Jawaban mana yang kamu belum paham?"Lontar orang yang baru saja duduk disebelah kanan Inggit.

Inggit menoleh.Kembali memakai kacamata.

"Lho kak Oky?"Tanya Inggit mendapat anggukan kecil dari Oky.

"Ngapain kak Oky disini?emang kak Oky ngga masuk?"Lanjutnya.

Oky menggeleng pelan,"Aku bolos"Bangganya dengan deretan gigi yang ia tunjukkan.

Gadis itu melotot ketika mendengar jawaban Oky,"Kak Oky bolos?!"Sahut Inggit melengkingkan suaranya.

Oky dengan cepat segera memberikan kode pada Inggit dengan jari telunjuk yang ditempatkan di bibir depannya sendiri.

"Husstt diam,jangan berisik.Nanti dimarahin sama pegawai perpus"Terang Oky.Ia tahu betul bagaimana pegawai perpus ketika memarahinya kemarin.Jadi,ia tak mau kena hukuman karena ribut didalam perpus.

Inggit menganguk paham,ia kembali mengerjakan soal yang ada di depannya.

"Cara yang no 1 kaya gini"Oky mengambil alih sebuah lembar putih yang sudah banyak coretan rumus, hasil karya Inggit.

SEPOTONG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang