🥀 || ²³

29 22 41
                                    

HAPPY READING 📌🥀📓📖.

****

Sepanjang perjalanan Inggit diam.Dia tidak berani bertanya pada Vano.Meskipun di dalam hatinya meronta-ronta ingin tahu kemana cowok ini membawa dirinya.
Tapi, kali ini tidak ingin kena semprot.Jadi,dia harus diam membeku,membatu seperti patung.

"Lo lagi sariawan?" Tanya Vano tanpa melirik Inggit.Namun kedua matanya fokus pada jalanan.

Inggit menggeleng cepat,"Engga kak.Emangnya kenapa?" Tanya Inggit.Gadis ini mulai berani menatap Vano dari samping.

Vano mengangkat bahunya pelan,"Gue juga ngga tau.Dan gue kira tadi,lo itu sariawan dan juga bisu.Ternyata lo masih bisa ngomong," Jawab Vano.Dia melirik kearah Inggit sebentar,"Lo jadi keluar dari sinema?".

"Iya,jadi," Pelan Inggit.Gadis ini berharap tidak ada sahutan keras dari mulut Azel.

Vano menjalankan mobilnya dengan santai.

"Kenapa lo keluar? Gue kan udah bilang,kalau lo ngga boleh keluar.Apalagi Tania udah keluar" Sanggah Vano.

Inggit tersenyum manis,"Aku udah selesai bantuin tugas kak Vano bukan? Jadi,aku udah buat keputusan kalau aku bakalan keluar dari sinema" Lanjut Inggit.

V manoenepikan mobilnya dipinggir jalan.Semula pandangannya kearah depan,namun sekarang ganti.Azel menatap Inggit lembut tidak ada unsur kebencian ataupun balas dendam.

Sedangkan Inggit meneguk ludahnya susah payah.Ia merasa ini hanyalah mimpi.

"Lo jangan pergi dari sinema.Jangan tanya kenapa, karena jawabnya masih sama.GUE SAYANG SAMA LO! Makannya gue ngga mau lo terluka.Jadi,lo dengerin dan patuhin gue kali ini aja" Sungguh Vano tanpa ada kebohongan sedikit pun.

Inggit mencoba mencerna semua ucapan yang dikeluarkan Vano.Otaknya berputar,mengingat semuanya sangat jelas ketika Vano. menghina,mencacinya.Apakah jika dirinya tetap di sinema,semua akan baik-baik saja?
Apakah cowok yang ada di sampingnya ini akan berubah menjadi baik?.

"Aku...," Inggit menggantung ucapannya.Dia membuang pandangannya kearah jendela.Menghela nafasnya panjang,"Aku ngga bisa kak.Keputusan aku udah bulat,"

"Kali ini aja.Gue mohon dengerin gue.Lo harus tetap ada di sinema.Karna gue sayang sama lo" Kali ini Vano terlihat sangat frustasi.Percuma saja membujuk Inggit,gadis ini tidak akan menuruti keinginannya.

****

Flashback on...

"Vano,apa kamu masih dendam sama Inggit?" Tanya ayah Vano saat berada diruangan kerja.

Ayahnya sengaja memanggil V ano yang sedang latihan diruang musik hanya untuk membahas hal yang sudah terjadi beberapa tahun yang lalu.

"Sedikit yah" Balas Vano sungkan.Dia menyenderkan punggungnya disofa berwarna cokelat.

"Sampai kapan kamu mau dendam seperti ini terus? Kan belum ada bukti juga kalau ayah Inggit yang bersalah.Apa kamu ngga kasihan sama dia? Ibunya sudah meninggal,sedangkan dia hidup hanya bersama adiknya.Lupakan dendam kamu,ayah juga udah ngga dendam sama keluarga Inggit .Ayah minta,kamu hapus rasa dendam kamu sama Inggit.Kita cari sama-sama siapa pelaku yang membunuh adik kamu"

Flashback off

Vano masih teringat jelas perkataan ayahnya kemarin.Dia sekarang dibuat bingung dengan perasaannya sendiri.Antara balas dendam atau harus mematuhi perkataan dari ayahnya.Akan tetapi,Vano perlahan mencoba menghapus rasa dendam.Dan dia juga akan mencoba berbuat baik pada Inggit seperti beberapa tahun terakhir.

SEPOTONG HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang