8_Semakin Parah_

27.8K 3.1K 134
                                    

Masih nungguin gak nih? Harus masih donggg

Happy Reading



Ana mengenal motor siapa yang berhenti di hadapannya.
Malas meladeni orang tersebut, Ana memilih pergi.

"Ana!" Ana terus berjalan mengabaikan sebuah suara yang memanggilnya.

"Ana!" Orang tersebut menghalangi jalan Ana menggunakan motornya.

Ia menatap jengah sosok di depannya, "Kenapa?"

"Mau pulang bareng?" Tanya Alvian, melirik jok belakangnya yang kosong.

"Nggak! Makasih!" Ana melanjutkan langkahnya meninggalkan Alvian.

"Arga balik sama cewek, masa lo balik sendiri? Gue tau lo gak ada temen balik Ana." Langkah Ana terhenti saat mendengar perkataan Alvian.

Seketika Ana berbalik dan berjalan mendekati Alvian, "Berisik lo!" Lalu ia naik ke atas motor Alvian.

Alvian tersenyum, "Udah?"

"Udah! Jalan tinggal jalan ribet banget."

"Kalo udah, silakan turun!"

BUGH!

"Akh!" Ringis Ana kesakitan karena ia memukul helm full face Alvian. Membuat Alvian tertawa kencang.

"Goblok lo! Tau ini helm keras main bogem bogem aja."

"Tau Ah! Udah jalan!" Titah Ana kesal.

"Ya udah Ya udah, mari kita buat Arga panas!" Alvian menjalankan motornya dengan lumayan kencang membuat Ana memeluk pinggang Alvian.

***

Setelah mengantar Ara pulang, langsung saja ia menuju rumah Ana untuk menjelaskan semuanya.

"Loh? Nak Arga sendiri?" Tanya Bu Nani yang sedang menyirami tanaman.

Arga menghentikan langkahnya dan tersenyum ramah, "iya Bu, Ana udah pulang Bu?"

Bu Nani mengerinyit heran, "Belum tuh, Ana nggak pulang bareng kamu?" Arga menggeleng.

"Yang udah pulang itu baru Den Alan saja." Jika Alan sudah pulang maka yang pulang bersama Ana siapa?

Brumm...

Terdengar suara motor di depan rumah Ana, terlihat Ana yang baru saja turun dari motor yang persis ia lihat saat ia mencari Ana hujan-hujanan.

Arga berjalan menghampiri mereka.
"Ana!"

Ana mengerinyit, kenapa Arga bisa dirumahnya? Bukannya dia mengantar si murid baru?

"Kenapa pulang bareng dia?"

"Tumpangan gratis." Ujar Ana santai.

"Kenapa harus dia? Kan bisa numpang sama Bella, sama Alan, bahkan kamu bisa naik angkutan umum."

"Sumpah Ga, waktu pembagian otak lo kemana sih? Masa pacar sendiri disuruh naik angkutan umum sedangkan lo, malah lebih milih nganter cewek lain di depan pacar lo sendiri?" Kesal Alvian.

Arga mengerinyit bingung, maksudnya Ana menyaksikan dirinya nganter Ara pulang begitu?

"Kamu salah paham Ana, Ara itu bukan siapa siapa aku, dia cuma sepupu aku." Ujar Arga bohong.

Ia akan memberi tahu kebenarannya bila waktunya sudah tepat, entah itu kapan yang jelas Arga ingin Ana menerima dulu situasi seperti ini.

"Yaudah, aku juga nggak marah kok, tapi kenapa kamu marah kalo aku pulang bareng Alvian?"

Rintik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang