Jangan lupa vote di setiap paragraf nya vren✨🤩
Happy Reading
Semenjak kejadian tersebut, hubungan Arga dengan Ana semakin renggang. Karena melihat Arga yang terus-menerus di dekati oleh si anak baru itu.
Jelas hal ini membuat Ana semakin gusar sekaligus khawatir. Ia berfikir apa laki-laki itu tidak ada niat untuk meminta maaf atau paling tidak bicara gitu padanya.
"Bellaa." Ana berjalan perlahan mendekati meja sahabatnya.
"Lo kenapa? Letoy banget. Um..gue tau nih pasti karena Arga bukan?" Ana mengangguk. Lalu memeluk sahabatnya dari samping.
"Emang dia kenapa? Lo belum damai sama dia?" Ana melepaskan pelukannya. "Belom. Masa harus gue yang minta maaf sih, gue kan cewek." Ujar Ana lirih.
"Lo bener. Gue rasa ya, si Arga di pelet sama tuh nenek lampir." Ucap Bella sedikit keras agar Ara dapat mendengar nya. Nenek lampir yang Bella maksud adalah Ara.
"Bisa jadi nih. Udah ah gue mau duduk sama lo aja ya. Temen sebangku lo suruh pindah aja."
Bella mengangguk. "Lo tenang aja."
Suasana seketika hening membuat Bella dan Ana yang sedang berpelukan bingung.
Ana menatap teman-teman sekelasnya bingung. "Kok pada diem sih Bell?"
"Bell!"
"Bella!" Ana memandang Bella Aneh. Kenapa Bella juga ikut-ikutan diam?
Ia mengikuti arah pandang Bella. Refleks Ana duduk anteng. Sejak kapan guru masuk ke kelasnya? Biasa kalo guru masuk kelas kan ngucapin sama ya? Ini kaga dah kaya dedemit. Eh tapi kenapa ada Alvian? Ngapain tuh anak ke kelas ini?
Banyak pertanyaan uang berkeliaran di otak Ana.
"Bell!" Panggil Ana berbisik.
"Bella!"
"Diem Na! Otak gue lagi ngelag!" Ana menatap sahabatnya tidak percaya. Ekspresinya itu loh, hadeh.
"Sudah bicara nya Ana?" Tanya pak Sugih. Membuat Ana tersentak.
"Saya pak?" Ia menunjuk dirinya sendiri.
"Iya kamu. Udah bicaranya?"
"Kapan saya bic-
Ana tidak meneruskan ucapannya karena mendapatkan tatapan maut dari teman-teman sekelasnya."Lanjut pak, silakan." Ucap Ana dengan kikuk.
"Alvian kamu boleh duduk di meja sebarang Ana!" Alvian mengangguk.
Ana terus menatap Alvian bingung. Alvian berjalan santai tidak memperdulikan tatapan bingung Ana.
"Baik keluarkan buku Matematika sekarang!" Titah pak Sugih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Hujan
Teen Fiction(SADNESS STORY⚠️) SUDAH TERBIT Ini tentang seseorang sang pengagum hujan, si penikmat tangisan sang semesta yang terlihat tegar namun rapuh didalam. "Kisah Mengenai semesta yang tak berpihak pada nya." *** "Gue tuh capek Ga! Selalu diberi harapan ta...