35_Dokter Gibran_

27.9K 3.2K 470
                                    

Playlist, Untukmu aku bertahan - Afgan

Hai vren!!! Masih nungguin cerita ini update gak??? Masih dong pasti nya kan?

Jangan lupa vote and spam komennya di setiap paragrafnya vren ✨

And jangan lupa untuk selalu bahagia ❤️

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Arga mengendarai motor dengan kecepatan di atas rata-rata, menuju rumah sakit.

Emosinya benar-benar membeludak karena perkataan Alvian.

"Kalo lo nyakitin Ana lagi, gue gak segan-segan untuk ngerebut Ana dari lo!"

Arga berdecak, setelah Adi yang membuat dirinya emosi ditambah perkataan Alvian yang membuat emosinya membara.

•••🌧️•••

Setelah dari kampung halaman Bu Nani, ia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.

Sejujurnya jika Ana pergi ke rumah sakit pasti ia akan berurusan dengan alat-alat yang mengerikan, tapi mau bagaimana lagi. Dia membutuhkan sosok yang selalu mengerti tentang dirinya.

Ana berjalan mendekati meja administrasi.

"Permisi suster, saya mau tanya. Apa shift dokter Gibran masih ada waktu?"

"Sebentar ya mba, saya cek dulu." Ujar si resepsionis tanpa melihat siapa yang bertanya.

Terlihat si resepsionis tersebut tengah mengecek komputer nya.

"Untuk hari ini shift dokter Gibran sudah seles-Loh! Mba Ana!" Pekik suster tersebut.

"Mba Ana kemana aja? Dokter Gibran terus-menerus ngehubungi Mba! Kalo mba mau ketemu dokter Gibran langsung aja ke ruangannya. Dia masih ada kok."

Ana mengangguk dan melangkah menuju ruangan Gibran yang berada di lantai 3.

Ia meneguk salivanya kasar. Ia sudah menerka-nerka reaksi apa yang akan dia dapatkan dari dokternya yang bawel itu.

Tok! Tok! Tok!
Do you wanna build a snowman?
Come on lets go and play
I never see you anymore
Come out the door
It's like you've gone away

Nyanyi Ana, sudah menjadi kebiasaan baginya saat ia mengetuk pintu ruangan Gibran, ia akan bernyanyi.

Sedangkan Gibran yang masih sibuk berkutik dengan dokumen-dokumen pasien langsung mendongak saat mengetahui siapa yang menganggu waktunya.

Ia sangat hafal suara itu, suara dari seseorang yang keras kepala dan selalu memenuhi pikirannya.

Segera ia membuka pintu dengan kasar, menatap tajam sosok di depannya.

Rintik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang