(SADNESS STORY⚠️) SUDAH TERBIT
Ini tentang seseorang sang pengagum hujan, si penikmat tangisan sang semesta yang terlihat tegar namun rapuh didalam.
"Kisah Mengenai semesta yang tak berpihak pada nya."
***
"Gue tuh capek Ga! Selalu diberi harapan ta...
Jangan lupa vote and Komennya di setiap paragraf nya yaa vren✨
Happy Reading
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ana mengatur nafasnya, saat sudah merasa sedikit tenang, ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
Tok...Tok...Tok...
Ceklek...
Ana meneguk salivanya susah, karena semua pasang mata mengarah pada dirinya, tak terkecuali si pengawas yang mengawas di kelasnya.
"Maaf pak say-
"Saya gak butuh penjelasan kamu, silakan kamu keluar!" Ana melotot tak percaya, belum sempat dia menyelesaikan perkataannya tapi sudah disuruh keluar? ia memang terlambat tapi bukan karena disengaja.
"Pak! Saya telat kare-
"Saya bilang saya gak butuh penjelasan kamu! Silakan kamu keluar jika masih ingin ikut ujian!"
Jauh di pojok kelas, Alvian mengeram melihat si pengawas yang tidak memberikan kesempatan untuk Ana berbicara.
"Saya bilang saya tidak ada niat untuk terlambat pak! Saya terkunci di dalam toilet, dan saya gak tau siapa yang melakukannya!" Ujar Ana dengan suara yang sedikit keras.
Si pengawas mengangguk. "Kamu mau ikut ujian kan?" Ana mengangguk ragu, saat melihat reaksi si pengawas.
"Ini!" Ana menatap si pengawas yang menyodorkan kertas ujian kepadanya dengan ragu. Perlahan Ana berjalan mendekatinya dan saat tangannya hampir mencapai kertas ujian tersebut tapi..
Srek!
Semua pasang mata menatap si pengawas dengan tatapan tidak percaya. Begitupun dengan Ana, ia mengeram kesal.
Brak!
Semua siswa yang ada di dalam kelas terlonjak kaget saat melihat apa yang dilakukannya cukup berani.
"Saya sudah menjelaskan yang sebenarnya kepada bapak tapi dengan seenaknya bapak merobek kertas ujian saya?" Teriak Ana kesal, nafasnya memburu.
"Karena saya berhak!" Ujar Pengawas dengan tajam.
"Saya terkunci pak! Bukankah saat saya ke toilet tadi saya berpas-pasan dengan bapak dan dia! Bisa aja dia ngikutin saya terus dia yang menyebabkan diri saya terkunci di dalam toilet!" Ana menunjuk Ara, yang ditunjuk pun memasang wajah bingung.
"Saya tidak ingin memperpanjang masalah ini dan tidak ingin membuat keributan, jadi silakan kamu keluar jika masih ingin mengikuti ujian susulan!"
"Bapak yang memperpanjang! Saya ingin mengerjakan ujian tapi bapak menghalanginya!"
"Percuma juga jika kamu mengerjakan sekarang karena waktu kamu juga tidak banyak lagi, kamu tidak akan mampu!"