33_Perasaan yang tak lagi sama_

30.4K 3.4K 338
                                    

Playlist, Arsy & Tiara - Bahaya

Jangan lupa vote and spam komennya di setiap paragrafnya vren ✨

Happy Reading

Jangan pernah memaksakan seseorang untuk menetap sama kamu, dia juga berhak bahagia.

Jangan pernah memaksakan seseorang untuk menetap sama kamu, dia juga berhak bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dengan langkah tertatih-tatih, Ana terus mengikuti kemana langkah Arga pergi.

Ia bisa melihat Arga berdiri di depan sebuah rumah yang tak asing lagi di matanya.

"Dia kenapa berhenti di depan rumah gue?"

Ana memutuskan untuk berjalan mendekati Arga.

"Ga! Arga?"

Ia membalikkan tubuh Arga. Mata pria itu terpejam membuat Ana semakin heran.

"Arga Panji?"

Ana terus menggoyangkan bahu Arga agar pria itu tersadar.

"ARGA!"

Ana dapat melihat tubuh pria itu yang terlonjak. Arga menatap sekitarnya.

"Gue ada dimana?" Gumamnya yang masih bisa di dengar oleh Ana.

"Ini?"

"Rumah gue!"

Sontak Arga menoleh saat mendengar suara yang familiar sekali di telinganya.

Ana dapat membaca gerakan mulut Arga yang menyebut dirinya.

"Kenapa aku ada di sini Na?" Tanya Arga seperti orang linglung.

Ana tertawa remeh. "Lo sehat? Lo yang jalan sendiri!"

"Jalan sendiri?"

Ana mendengus. "Apa lo gak sadar kalo lo hampir ketabrak mobil?"

Arga terdiam, yang dia ingat setelah menangis Arga memutuskan untuk pergi ke kamarnya, tak lama ia juga terlelap.

"Apa kambuh lagi?" Batin Arga.

"Udah mending sekarang lo pulang! Gue males liat muka lo!"

Mata Arga beralih menatap perban yang membalut lutut Ana.

"Lutut kamu kenapa Na?" Tanya Arga yang baru ingin melangkah mendekati Ana tapi gadis itu menghindarinya.

"Gak usah khawatir sama gue. Urus aja luka lo! Gue mau masuk!" Ujar Ana dengan sinis.

Ana berjalan melewati Arga begitu saja. Namun sebelum itu Arga mencekal lengan Ana.

"Kamu kemana aja Na? Kita semua nyari kamu kemana-mana. Telfon aku juga gak kamu angkat."

Rintik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang