39_Short time_

26.3K 3.4K 364
                                    

Playlist, Mungkin hari ini Esok atau Nanti - Anneth

Berapa lama kita gak saling sapa nih vren?

Banyak yang komen udah bolak-balik buka WP cuma mau liat Rintik Hujan update.

Cya seneng bgt ngeliat antusias kalian dalam menunggu Cya update.

Jangan lupa ikon bintang sama komentarnya di senggol yaa...

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Ana menatap tubuh yang terbaring kaku itu dengan senyuman cerahnya.

Perlahan Ana menundukkan tubuhnya lalu memeluk jasad itu dengan rengkuhan lembut.

Mengusap lembut tubuh Bu Nani yang terbaring kaku.

Di dalam ruangan itu ada Gibran, Fabian dan Tania yang tengah menemani Ana untuk bertemu dengan seorang yang telah merawatnya untuk yang terakhir kalinya.

"Ibu." Panggil Ana dengan lembut. Ia menyeka air matanya.

"Ana bahagia, bahagia karena ibu selalu disisi Ana." Ana menatap lembut wajah pucat itu.

Ia tersenyum walau ia telah tiada. "Terima kasih karena sudah merawat Ana dengan sangat baik."

"Terima kasih karena telah hadir dan mewarnai hidup Ana." Satu Isak tangis berhasil lolos dari bibir Ana begitu saja.

Namun Ana tetap mempertahankan senyumannya. Ia tidak ingin terlihat menyediakan di hadapan sosok yang selalu menguatkannya.

"Mari bertemu lagi di kehidupan selanjutnya Bu! Dan saat itu tiba Ana berharap bisa menjadi bagian dari hidup ibu, mungkin Ana akan menjadi seorang anak yang paling bahagia dalam hidup Ana." Ana kembali memeluk tubuh Bu Nani.

"Terima kasih karena sudah membesarkan Ana. Janji sama Ana bahwa kita akan bertemu lagi suatu hari nanti, ya?"

Tak kuasa menopang tubuhnya, Ana berjongkok di sisi brankar dengan suara tangis yang terdengar memilukan.

Bahkan Ana tak sempat mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah merawatnya.

Fabian menoleh menatap seseorang yang sendari tadi berdiri di depan pintu. Ia mengepalkan tangannya erat.

Menahan sesuatu yang begitu bergejolak di hatinya.

Kepalanya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuncah di hatinya.

Ana begitu terpukul atas kepergian Bu Nani dalam hidupnya. Sosok yang telah membesarkan dengan tulus, dan selalu menemaninya.

•••🌧️•••

Tania menatap sedih tubuh Ana yang terbaring lemah, mungkin gadis itu lelah sehabis menangis seharian.

Matanya beralih menatap luka-luka yang memenuhi sekujur tubuh Ana.

Rintik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang