Mina sudah memberekan perlengkapannya untuk pindah rumah. Ia juga sudah berpamitan pada ayahnya. Sekali lagi Mina memeluk ibunya tanpa air mata. Karena ia yakin ibunya akan bahagia saat ini.Tiba tiba Alsa memeluk Mina. "Alsa pasti kangen bibi."
"Bibi juga bakal kangen sama Alsa."
Alsa menjauhkan dirinya. Sambil tersenyum jahil. "Jangan lupa bayar hutang ya."
"Ish!" Mina menepuk pundak Alsa.
"Kami pamit dulu ya Mah, assalamu'alaikum." ucap Rafa sambil menyalami Esih.
"Iya, waalaikumussalam. Hati hati dijalannya."
Mina memasuki mobil Rafa beserta Albar. Albar memandang Mina dengan intens. "Kak Mina cantik pake jilbab."
Mina menoleh karena tanggapan Albar. Ia sebenarnya memakai jilbab untuk menutupi bekas gigitan nyamuk semalam.
Mina hanya tersenyum menanggapinya.
"Nanti nanti saya buat lagi mau? Supaya kamu pakai jilbab terus." ujar Rafa membuat Mina kesal.
Mina berdecak kesal karena itu. Ia memutar bola matanya dan menatap kearah lainnya. Rafa mulai menyalakan mobilnya. Akhirnya mobil mereka bergerak maju menjauhi daerah tempat tinggal Mina.
"Aku panggil Kak Mina apa?" tanya Albar.
"Kakak aja," sahut Mina. Karena ini hanya pernikahan kontrak.
"Jangan, kenapa gitu? Panggil mamah Al. Dia sekarang mamah kamu." seru Rafa mengoreksinya. Membuat Mina menoleh kearah Rafa.
"Idih pak bos bisa aja!" satu pukulan mendarat dilengan kiri Rafa saat Mina mengatakan itu.
"Panggil mamah ya sayangku." ucap Mina kepada Albar. Mina sungguh bahagia saat ini. Akhirnya dia punya anak yang sudah besar. Tidak perlu repot repot mengandung.
Albar mengangguk paham. "Iya Mah."
**
"Jangan Albar, biar sama mamah aja." Mina melarang anaknya untuk menurunkan tas besarnya.
"Biar Albar bantu."
"Jangan, ini berat biar sama mamah aja."
Mina memangku tas besarnya untuk turun dari bagasi mobil. Saat Rafa datang Mina terpaksa menurunkannya lagi karena Rafa melarangnya keras.
"Biar sama Pak Ucup." Tanggas Rafa.
Mina langsung terdiam kaku. Jadi begini horornya Rafa. Mina harus hati hati terhadap suaminya itu.
Ketiganya langsung memasuki rumah besar itu. Terkadang Mina selalu berfikir, kenapa rumah sebesar itu hanya dihuni oleh 2 orang?
"Selamat datang dirumah ini nyonya." ucapan selamat dari Bi Ratni saat pintu terbuka.
"Aish, jangan panggil saya nyonya. Panggil seperti biasanya saja."
Rafa dan Albar sudah berjalan lebih dulu untuk duduk.
"Nona Mina?"
"Jangan gitu atuh bi, neng aja gimana?"
"Neng Mina?"
"Betul!" Mina tersenyum semangat.
"Mau saya buatkan minum Tuan? Den?" Rafa dan Albar mengangguk bersamaan. "Neng Mina juga mau saya buatkan minum apa?"
"Air putih saja Bi."
Mina langsung mendekatkan diri kearah Rafa. Tapi ia tidak duduk. Mina dengan tatapan bingungnya dan Rafa juga membalasnya dengan sama bingungnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Idih Pak Bos
RomansMinah Suparti adalah orang pertama yang membenci namanya sendiri. Karena nama ibaratkan keberuntungan seseorang. Namanya cantik, alhamdulillah wajahnya jadi ikutan cantik. Minah hanya pengangguran dan beban dikeluarganya. Suatu ketika ia bertemu keb...