"Selamat pagi Mas, selamat pagi Albar." sapa Mina dipagi hari sembari menyiapkan makanan bersama Bi Ratni.Albar tersenyum lebar lalu segera mendekati Mina. "Mamah udah balik lagi?"
"Iya sayang, maafin ya karena sempet ninggalin kamu waktu itu. Tapi sekarang, mamah janji engga akan ninggalin kamu lagi."
Albar langsung duduk setelah melihat masakan yang terhidang di meja makan. Rafa pun langsung duduk setelah sampai di meja makan. Mina sekarang mengerti, kenapa ia tidak boleh meninggalkan sesuatu yang selama ini menganggapnya ada.
Mina tidak ingin lagi berjalan keluar untuk membohongi dirinya lagi. Ia sudah cukup terluka. Dan lebih dari apapun. Ia ingin memperbaiki hidupnya demi masa depan yang akan datang.
"Albar punya waktu siang nanti?" tanya Mina.
"Aku harus les. Tapi—pah" Albar melihat Rafa yang memasang wajah dinginnya.
Rafa pura pura tidak menggubrisnya. "Mas izinin saya bawa Albar untuk jalan jalan boleh ya?"
"Hemm." Rafa hanya berdehem. "15 menit lagi saya rapat. Ayo, Albar kita berangkat sekolah."
"Asikkk! Mamah tunggu aku pulang dulu ya!"
Mina mengangkat jempolnya sebagi tanda setuju. Ia merasa bahwa dirinya sudah menjadi seorang ibu sekarang ini. Karena bisa menyiapkan sarapan untuk anak dan suami.
"Hati hati di jalannya ya." ucap Mina.
"Mas suami." cicit Mina pelan agar Rafa tidak mendengarnya.
**
Mina memutar kursinya karena sudah mengetik kata 2000 untuk hari ini. Sambil menunggu jam 1 siang. Mina masih bisa bersantai dirumah. Tapi bersantai saja tidak cukup. Ia memutuskan untuk olahraga pagi karena masih jam 10.
Baru berjalan 5 menit. Tiba tiba terdengar suara bel. Mina akhirnya berjalan menuju pintu.
"Siapa disana?" tanyanya.
"Ini saya."
"Mbak Tessa ngapain kerumah saya?" tanya Mina terkejut. Keduanya berbincang lewat virtual.
"Ini bukan rumah kamu!"
"Iya maksudnya karena pemilik rumahnya engga ada. Kenapa Mbak datangnya kesini?"
"Kamu bisa engga sih? Langsung bukain pintunya? Emang harus kita ngobrol kaya gini?"
Tunggu! Ini Mak lampir mau ngapain kemari? Mau ngehasut lagi gue? Oh sorry don't worry thingkiwingki!
"Saya udah kebal sama omongannya ular."
"Kamu berani ngata ngatain saya?!" bentak Tessa.
"Engga berani tadi cuman keseleo. Karena tuan rumahnya engga ada, nah. Mbak mau ngapain kesini?"
"Saya mau ngecek barang saya yang masih ketinggalan!" teriak Tessa.
"Astaga! Barang sampah itu bukan dirumah ini. Tapi digudang belakang mbak."
"Awas kalau kita bertemu nanti, tunggu saja saat waktu mempertemukan kita kembali Minah!" teriak kesal Tessa dan langsung berbalik pergi.
Mina mematikan layarnya. Ia sedikit terkejut, karena Tessa mengetahui nama aslinya. Dari mana Tessa mengetahui nama aslinya?
***
Mina terus saja memikirkan tentang Tessa. Namun ia tersadar saat waktu telah menunjukkan jam 1 siang. Ia harus menjemput Albar disekolahnya.
Mina memarkirkan motor didalam garasi. Ia sudah siap untuk menjemput Albar. Tidak butuh waktu lama. Karena Mina sudah hafal jalan tikusnya. Mina lebih suka jalan kecil dari pada jalan raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idih Pak Bos
عاطفيةMinah Suparti adalah orang pertama yang membenci namanya sendiri. Karena nama ibaratkan keberuntungan seseorang. Namanya cantik, alhamdulillah wajahnya jadi ikutan cantik. Minah hanya pengangguran dan beban dikeluarganya. Suatu ketika ia bertemu keb...