Bab 23

292 21 1
                                    


Dibawah gemerlapan bintang. Mina dan Rafa menepi disebuah jembatan yang memperlihatkan sungai yang indah. Keduanya menepi dan memberi es krim.

Mina melihat tangan Rafa yang menggenggam sebuah es krim. "Inih,"

"Bapak tau saya suka es krim?"

"Tau." jawab Rafa sambil memakan es krimnya dan menatap sungai diatas jembatan.

"Dari mana?" tanya Mina.

"Saat awal kita ketemu." jawab Rafa dengan menatap Mina.

Mina memicingkan matanya. Saat dikafe? Apa ia pernah bertemu dengan Rafa sebelum itu? Mina menggelengkan kepalanya karena pusing dengan pikirannya sendiri.

Kepalanya tidak sanggup lagi berfikir setelah diputar putar dalam wahana permainan tadi. Mina juga berharap Rafa tidak menanyainya soal apapun itu. Karena Mina masih belum siap.

"Padahal saya mau naik kora kora tadi." ujar Rafa.

Ya, Mina malah menarik Rafa untuk pergi dari sana. Jauh jauh ke jakarta cuman numpang beli es krim? Padahal sejak dulu Mina tidak bisa pergi jauh jauh karena tidak memiliki mobil sendiri. Jika mau piknik dengan keluarganya. Kalo sekarang, oh iya kapan terakhir kali ia berlibur dengan keluarganya?

"Bapak masih punya waktu nanti. Saya pusing dengerin lagu yang diputer disana."

"Pusing?" tanya Rafa aneh.

"Astaga! Sari sama Yani saya tinggal disana."

"Nah kan! Amnesia. Sampe lupain temen temennya sendiri. Lupakan, lagipula sudah saya kabari mereka."

"Gomawo."

"Arasso!" jawab Rafa malas. Mina malah tertawa terbahak bahak.

"Jum kita pulang!"

"Saya ngantuk." Jawab Rafa sambil berjalan meninggalkan Mina.

Lah terus napa ngab?

"Pak, tunggu saya!"

**

Mina langsung merebahkan dirinya diatas kasur yang super lembut itu. Rupanya Rafa memesan kamar hotel untuk mereka menginap semalam.

Mina memilih berbaring diatas sofa. Satu detik setelahnya menutup mata. Rafa langsung berbicara padanya.

"Kenapa tidur disana?"

"Saya engga mau malam ini jadi malam erotis."

"Tidak akan, kesini cepet!" Rafa menepuk kasur disebelahnya sambil menopang kepalanya dengan siku tangannya.

"Beneran?"

"Iya, paling pelukan." Mina langsung mengurungkan niatnya untuk turun dari sofa.

Rafa menajamkan matanya seperti bersiap akan melahap Mina. "Yasudah kalo seperti itu." Rafa membenarkan posisinya lalu mulai menutup mata.

"Ada yang perlu saya katakan. Kamu cukup mendengarkan saja."

Mina mempersiapkan indra pendengarannya.

"Jika suatu saat kamu kecewa atas keputusan saya. Itu sebenarnya demi kebaikan kamu."

"Apa yang—"

"Selamat malam Mina." Mina langsung mendengar suara dengkuran halus dari Rafa. Yang bertanda bahwa Rafa sudah tertidur lelap.

***

Mina membersihkan kantor Rafa. Tak sengaja sebuah berkas jatuh dan berantakan dilantai atas. Mina sedikit tertarik dan membaca sedikit nama perusahaannya.

Idih Pak BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang