Bab 29

627 29 0
                                    


"I- I Can-"

Bibir Mina terbata bata. Sedangkan Rafa didepannya menatapnya tajam sembari memainkan pulpen ditanganNya.

Kedua mata Mina mengerjap pelan. Jantungnya berdegup sangat cepat. Apa Rafa akan melahapnya?

"Ulangi!" tegasnya.

"Ma-maaf Pak! Saya lupa lagi."

"Mau sampai kapan kamu seperti ini?"

"Maaf Pak." cicit Mina pelan.

"Cepat pelajari lagi. Besok kamu harus belajar menerima panggilan dari luar negeri."

"Hah? Apa?"

Idih suami gue kok jadi garang kek begini?

Mina menahan nafsunya dengan mengepalkan tangan dibalik celananya. Ia ingin marah dan berteriak pada orang didepannya.

"Kenapa?" tanya Rafa.

Ekspresi Mina langsung berubah. Ia menampilkan senyum lebarnya. Lalu mengangguk.

"Saya permisi dulu ya Pak."

"Iya silahkan."

Mina langsung berbalik badan. Ia menampilkan ekpresi marah karena wajah Rafa yang salah menyebalkan menurutnya.

Dibalik pintu Naufal berdiri. Ia memandang Mina cemas. "Kenapa?"

"Engga papa, aku cuman harus belajar. Arghhh!" Mina terus menggeram kesal.

"Aku bantuin ya?"

"Emang bisa?"

"Aku pernah jadi tutor bahasa." ujar Naufal.

"Bagus! Tapi gratiskan?"

"Gratis kok."

Mina tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Mina langsung menyebutkan janjinya. Dimana ia akan belajar bahasa kepada Naufal. Mina tidak bisa memberitahu Rafa karena ia yakin pasti Rafa tidak akan suka. Siapa suruh jadi guru cuman pas di tesnya saja!

*

"Ini Min, ini rumus yang akan selalu dipake dalam bahasa inggris. Simple present tense-"

"Banyak banget ini, Fal. Aku capek besok lagi aja ya."

"Ini baru lima menit kita duduk dikafe loh Min." ujar Naufal.

Mina langsung meneggakan tubuhnya. Ia memang tidak bisa lagi untuk belajar terus terang. Ia terlalu malas untuk belajar.

Padahal saat lulus SMA. Mina berniat kuliah, kenapa semangatnya hilang begitu saja?

"Aku terlalu bodoh Naufal."

"Makannya kita belajar. Selama kesempatan itu masih ada. Kita harus menyiapkan kesiapan dan jangan sampai menyesal karena kesempatan itu sudah hilang."

"Kata kata kamu bener banget, tapi nyatanya engga semudah itu Fal." ujar Mina dan langsung membuang arah pandangannya. Disana tak sengaja Mina melihat seseorang yang sangat ia rindukan.

Alsa?

"Itu Alsa? Alsaaa!!!!" teriak Mina sambil berusaha mengejar Alsa.

Bahkan panggilan Naufal pun tidak digubris oleh Mina. Yang Mina pikirkan adalah. Kenapa Alsa seperti ketakutan tadi?

"Kenapa Min?" tanya Naufal saat sudah menggapai tangan Mina.

Mina menghela nafas berat. Ia tertinggal, Alsa sudah tidak ada.

"Aku harus ke suatu tempat Fal."

.

Mina memegang pagar ber-cat hitam yang sudah berkarat. Kenapa suasana rumahnya sangat begitu sepi? Tiba tiba saja rasa khawatir melingkupinya.

Idih Pak BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang