"Iya hello." sapa Mina balik."You look so preety."
"Yes, thank you." jawab Mina so inggris. Padahal mana paham ia bahasa enggres. Yang kalo mengeja masih suka salah. Tapi Mina tau bahwa Pak Arfa memujinya barusan. Keahlian membaca orang.
"Rafa memang tidak pernah salah dalam memilih."
Makanya lu mau jadi tempat sampah Rafa. Bukan begitu yorobun?
Mina hanya menampilkan senyum diwajahnya. Ia benar benar ingin go home saat ini.
Plis siapapun tolong bawa saya pergi dari sini! Mina--yya tidak sanggup lagi.
"Permisi, saya punya urusan dengannya." Mina terkejut dan tidak siap saat dirinya ditarik.
"Rival?" Mina berusaha melepaskan cekalannya. "Apa apaan kamu sih!" Mina menghempaskannya dalam sekali hentakan. Rival membawanya ke tempat sepi yaitu dibelakang back stage.
"Ternyata kamu disini, sejak kapan?"
"Ini bukan urusan kamu. Memangnya aku harus wajin lapor kemanapun aku tinggal dan menetap, hah?!"
"Kamu engga pernah sekasar ini dulu, Min. Apa karena Rani? Aku kan udah pernah bilang—"
"Aku juga udah pernah bilang Rival! Aku engga suka kamu!" teriak Mina kencang.
"Aku benci liat kamu! Jangankan menjalin komitmen, melihat wajah kamu saja bikin aku benci! Jadi stop ngejar aku."
Ditempat lain sepasang mata sedang menatap kedua insan yang sedang bercekcok itu.
Arfa sialan!
"Hati hati wanitamu sedang bersama laki laki lain. Jangan sampai wanitamu kembali berpaling seperti dulu."
Rafa mengeram ditempat. Ia meninju apapun yang ada disekitarnya. Ia harus menenangkan dirinya terlebih dahulu. Padahal ia sudah berusaha keras untuk menyembunyikan status istrinya. Tapi kenapa Arfa bisa sampai tau?
***
Mina menerima panggilan dari Alsa. Ia langsung bergegas menuju kediaman orang tuanya. Tanpa memberitahukan kepada Rafa. Katanya situasinya genting. Mina tidak tau apa itu.
Ia hanya memberitahukan kabarnya kepada Albar.
Roda roda itu berputar cepat. Dan tak lama kemudian sampai di rumah kedua orang tua Mina. Ia segera turun dan memasuki rumah itu.
Mina membuka dan menapaki kakinya dilantai rumahnya. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru rumah.
Apa yang salah?
Ia melihat ibunya, Kak Ezar dan Kak Ajeng sedang duduk diruang TV. Mina merasakan kejanggalan karena situasinya seperti mencekam.
"Mina?" gumam Sang ibu.
"Ah, Mina. Kamu sudah datang? Ayo duduk disini." Ezar menepuk kursi sebelahnya.
"Ada apa?" tanya Mina.
"Begini kakak mau cerita."
**
"Pak!"
"Pak Rafa!!" teriak Mina sekencang kencangnya.
Rafa yang mendengar itu pun langsung menghampiri Mina. "Ada apa?"
"Bapak tega ngekhianatin saya? Padahal saya udah percaya sama bapak. Saya anggap bapak itu malaikat penolong saya. Ternyata enggak! Bapak ngerusak kepercayaan saya!"
"Apa yang kamu bicarakan?—"
"Bapak membeli saham perusahaan kak Ezar tanpa kasih tau saya? Sekarang Kak Ezar engga punya pekerjaan lagi. Saya mau bapak balikin lagi saham kak Ezar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Idih Pak Bos
RomanceMinah Suparti adalah orang pertama yang membenci namanya sendiri. Karena nama ibaratkan keberuntungan seseorang. Namanya cantik, alhamdulillah wajahnya jadi ikutan cantik. Minah hanya pengangguran dan beban dikeluarganya. Suatu ketika ia bertemu keb...