Bab 20

344 26 0
                                    


Aku lupa bahwa cerita kita hanyalah diksi

---

Teman teman yorobun aku punya kabar baik dan kabar buruk.
Jadi beberapa hari ke depan itu waktu tersibuk. Jadi aku memutuskan untuk hiatus dari dunia oyen ini🤧
Tapi kabar baiknya aku bakal namatin IPB ini. Kayak universitas ya🤣

————————

Mina terbangun dari mimpi indahnya. Rupanya bukan hanya hayalannya saja. Tapi sebuah kenyataan. Tiba tiba pipinya mulai memanas saat ia tidak berhenti tersenyum. Mina mengedarkan pandangannya menatap sekeliling kamar. Lalu terbangun dan bergerak menuju lantai bawah.

Ia tidak menemukan batang hidung suaminya itu. Kemana dia pergi?

Rumah itu tampak sepi. Mina tidak tau Bi Ratni ada dimana. Albar?

"Neng Mina sudah bangun?" tanya Bi Ratni yang muncul dari arah belakang. Mina hanya tersenyum.

"Ra—Pak Rafa kemana Bi?"

Bi Ratni menyimpan vas bunganya di meja. "Neng Mina engga tau? Bibi juga sama engga tau."

Mina melipat tangannya di dada. Sambil menimang. Apakah Rafa sudah berangkat bekerja? Tapi kenapa tidak membangunkannya?

"Den Al sudah berangkat sekolah sama mang Ucup."

Mina mengangguk karena Bi Ratni sudah menjawab pertanyaan dalam benaknya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Oh iya! Masalahnya belum selesai. Ia melupakan masalahnya karena kejadian tiba tiba tadi malam.

Mina langsung bergegas menuju ruang perpustakaan dan membuka e-mail-nya. Ia melihat ada satu pesan masuk. Mina langsung terlonjak kaget karena bahagia. Akhirnya mereka bisa bertemu. Semoga saja Mina bisa berbicara hati-ke-hati dengan orang tersebut.

**
Mina sudah mendapat pesan lagi tentang janji temu dengan penulis itu. Mina mendapat telfon dari Naufal sebagai penanggung jawab editor.

"Hallo? Oh iya sekarang kita juga mau ketemuan....iya kamu tenang aja Fal, semoga aja kita bisa berdamai dengan cara kekeluargaan.... Iya...iya, nanti aku hubungi lagi ya."

Mina sudah sampai di kafe kenangan. Dengan jasa Gojek online. Karena Mina tidak menemukan motor dirumah Rafa. Kakinya langsung memasuki kafe itu. Mina mengedarkan pandangannya lalu duduk disuatu kursi. Ia berniat menelfon lagi.

Saat panggilan tersambung. Seorang wanita masuk dan sama sedang menerima panggilan. Mina menegang seketika.

"Hallo?"

"Saya sudah masuk kafe." ucapnya terlihat jelas dengan gerak bibir. Mina langsung berdiri menatap Tessa yang sama sedang memegang ponsel ditangannya. Keduanya bertemu dan saling terkejut satu sama lain.

Tessa menarik sudut bibirnya menatap Mina dengan wajah dinginnya. Ia tertawa kenapa takdir mempermainkannya seperti ini.

"Ini kebetulan?"

"Ya, ini sungguh hanya kebetulan. Menurut Mba Tessa? Saya benar benar berniat men-jiplak karya orang lain?"

"Saya pikir, kita bertemu untuk menemukan titik terang?"

Idih Pak BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang