Sassy menaiki bus malam, yang nantinya akan tiba esok hari dikampungnya.
Dengan mata bengkak, dia berjalan pelan, sambil melamun setelah turun dari bus.
Dia bingung, bagaimana nanti jika ibunya bertanya, kenapa dia pulang.Dengan langkah gontai sassy tetap melanjutkan perjalanannya.
Tok..tok..
Sudah sampai didepan rumah, tapi ibunya belom juga membukakan pintu
Tok..
Baru sekali ketok, ibunya sudah didepan mata. Bukannya mendapat sambutan baik, ibunya justru menampakkan muka sinisnya.
"Kenapa kau pulang"
"Jack sedang keluar kota, jadi aku pulang kampung, aku rindu ibu"
Ibunya menatapnya sinis, tapi tetap membiarkan sassy masuk rumah.
Sassy langsung menuju kamarnya dulu, kamar yang sering dia gunakan untuk sekedar merebahkan tubuhnya yang lelah.
Sassy rindu suasana kampungnya."Bantu ibu jualan keliling" baru saja sassy akan merebahkan tubuhnya, ibunya sudah berteriak dari arah dapur.
"Iya bu" jawab sassy lalu berjalan menuju dapur.
Ibu sassy hanya penjual kue keliling.
Dulu sassy yang selalu membantu ibunya, tapi setelah sassy menikah ibunya berjalan keliling kampung sendiri.Bu marti, itulah nama ibu sassy. Bu marti memang bukan ibu kandung sassy, tapi bu marti senantiasa merawat dan membesarkan sassy, ya meskipun dengan cara yang kasar, dan mungkin tidak layak. Tapi sassy selalu berpikir positiv tentang ibunya.
Sassy selalu patuh dan taat pada ibunya. Karna dia tau, hanya bu marti lah satu satu nya orang yang saat itu menolongnya.
Beberapa kue sudah dimasukan kedalam keranjang, kini sassy siap berjualan.
"Tunggu" ucap bu marti tiba tibaSassy menghentikan langkahnya, dan menoleh kebelakang.
"Ada apa bu""Uang bulanan tetep lanjut kan?" Tanya ibunya sinis.
"Emm" sassy mengangguk ragu.
Sassy berjalan keluar dan mulai berkeliling kampung. Tak bisa dipungkiri, sassy harus menanggung uang bulanan untuk ibunya, karna sassy belom jujur ke ibunya, atas aoa yang dialaminya kini.
Sassy harus mencari uang tambahan, untuk ibunya. Takut kalau sampai ibunya tau yang sesungguhnya, entah apa yang akan terjadi dengan sassy nantinya.
Tak terasa sudah sisa sedikit lagi kue yang harus dia jual.
Sassy mampir ke sebuah warung dekat danau."Permisi bu, apa masih butuh tenaga buat bantu bantu?" Tanya sassy ramah.
"Maaf neng, engga"
"Tapi bu, saya bisa apa aja" sassy masih mencoba bernego
"Maaf ya neng"
Sassy pasrah, dia berpamitan, lalu berjalan lagi menyusuri jalanan. Untuk menjual sisa kue, dan sekaligus mencari kerja.
Tik..
Tik..
Reflek sassy mendongak keatas, ternyata gerimis.
Sassy berteduh dibawah pohon.
Gerimis itu lama lama menjadi hujan yang sangat lebat. Pohon yang dibuatnya berteduh, tak bisa menahan angin kencang.Baju dan kue sassy semua basah kuyup.
Dia berlari mencari tempat perlindungan yang lain.
Tapi naas. Semua sudah terlanjur basah.Sassy berdiri didepan rumah orang lain. Dia menghembuskan napasnya pasrah. Sepertinya hari ini dia akan dimarahi sama ibunya.
Setelah hujan reda, sassy kembali berjalan pulang. Dia sudah pasrah jika nanti ibunya marah padanya.
"Bu, sassy pulang" teriaknya sampai rumah.
Bu marti langsung menghampiri sassy.
Melihat sassy yang basah kuyup, matanya melotot, seakan keluar, mulutnya terlihat ingin segera memakan sassy hidup hidup.Sudah dapat dipastikan, bu maryi akan marah besar kepadanya.
Sassy hanya menunduk pasrah. Tak berani membalas tatapan ibunya.
"Dimana otakmu. Hah?""Susah payah q membuatnya, kau hancurkan kue nya. Dasar anak sial"
Marah bu marti, sambil menjambak keras rambut sassy.Tbc
Haii guys...
Sebelum next part
Please bantu vote and comentThanks you
Sehat selalu untuk kita semua

KAMU SEDANG MEMBACA
Sassy [End]
Cerita Pendekbibirku sudah tersenyum lebar, aku juga sudah memukul mukul dadaku, agar tak terasa sesak. tapi entah kenapa rasa sesak ini belom juga hilang. air mataku juga terus saja menetes tanpa bisa ku cegah.