24.perpisahan

11.6K 410 1
                                        

"tanpaku kau sedikit berisi"

Sassy menegang, tapi sesaat dia langsung merubah mimik wajahnya kembali ceria.

Sassy tersenyum lalu mengangguk.
"Benarkah?" Tanyanya sambil tersenyum dan memegang pipinya.

"Waah, aku tak menyangka, kalau aku akan gemuk, aku memang banyak makan akhir akhir ini."

Jack hanya manggut manggut.
"Apa kau bahagia, jauh dariku?" Tanya jack serius

Sassy tak menjawab, dia hanya menggulum senyumnya.

"Ah, jack kau sudah bebas sekarang"

Sassy mengulurkan tangannya, ingin menjabat jack.
Jack pun menerima jabatan tangan sassy

"Selamat ya, Kau sudah bisa menikah dengan stela."

Sassy menghela napasnya.
"Maaf selama ini sudah menjadi penganggu dalam hidupmu, mulai sekarang kau tak akan merasa terganggu lagi"

"Berbahagialah bersama stela. Trima kasih untuk semuanya" ucap sassy

Setelah mengucapkan itu, sassy lalu berjalan meninggalkan jack.
Tapi dengan cepat jack menarik tangan sassy, lalu memeluknya.

"Maaf" ucap jack.

Sassy tersenyum, dibalik senyumnya ada air mata yang ditahannya mati matian.

"Aku akan mengantarkanmu pulang"

Sassy menggeleng sambil tersenyum
"Trima kasih, tapi tidak usah, aku akan langsung berangkat bekerja"

Sassy kembali melanjutkan jalannya.
Jack hanya bisa diam ditempatnya, melihat punggung sassy semakin menjauh.

Malam ini, begitu dingin, ditambah lagi gerimis yang membasahi bumiz seakan ikut menangis menemani perjalanan hidup sassy.

"Aaakkkhhh" teriak sassy diatas jembatan dengan gerimis yang menemaninya.

Dia menangis, dia sudah tidak bisa lagi membendung air matanya.
Dia memukul mukul dadanya, tapi tetap saja, rasa sesak yang menjalar tak bisa hilang.

Untuk saat ini sassy duduk menunduk, dipinggir jalan, dengan gerimis yang terus saja membasahinya.
Semakin dingin malam, semakin sassy merasakan sesak di dada.

Apa salahnya, apa yang harus sassy lakukan sekarang, bahkan ibunya tak akan lagi mau menerimanya.
Bagaimana jika nanti anaknya lahir, bagaimana ini?

Bagaimana jika semua orang menganggap dia wanita yang tidak benar. Mengandung tapi tak mempunyai suami.

Cobaan apa lagi ini ya Tuhan.
Salahkah sassy menandatangani surat cerai itu?
Sassy menjambak rambutnya keras, serasa ingin merontokkan rambut nya.

Tak peduli rasa sakit ditubuhnya, dia hanya ingin mendinginkan kepalanya yang serasa mau pecah.

Dia menangis, meluapkan segala kesakitannya.
Jauh disebrang sana, didalam mobil, jack melihat gerak gerik sassy.

Jack mengambil payung, dan berjalan mendekati sassy.
Tiba tiba saja sassy merasakan hujan berhenti. Dia mendongak ke atas, melihat jack berdiri didepannya.

Segera sassy menghapus airmatanya. Dan tersenyum.
"Kenapa kau disini? Bukankah harusnya kau segera kembali? Stela mungkin sudah menunggumu" ucap sassy.

Jack hanya diam memperhatikan mata sassy yang sudah bengkak akibat menangis.
Jack tau sassy menyembunyikan kesedihannya dengan masih saja tersenyum didepannya.

"Kenapa?" Tanya jack

"Hah?"

"Kenapa kau menandatangani surat itu, kalau kau tak rela pergi dariku"

Sassy tertawa hambar.
"Apa maksudmu jack, aku baik baik saja, pergilah. Sekarang kita bukan siapa siapa lagi"

"Aku antar kau pulang"

Melihat jack yang serius, sassy mengiyakan tawaran jack.
Sampai didepan rumah, sassy ragu untuk turun dari mobil jack.
Jack melihat ketakutan dimata sassy.

"Turunlah, ku antar kau masuk"

"Ah, tidak usah. Aku bisa masuk sendiri, kau pulanglah. Stela pasti sudah menunggumu"

Jack tak ingin memaksakan sassy, mungkin sassy akan butuh ruang sendiri untuk memikirkan nasibnya.

Jack memutar mobilnya, dan mengarah kejalan pulang.
Sedangkan sassy, dia berjalan pelan, menuju pintu rumahnya.

Braaakk

Tbc

Haii guys...
Sebelum next part
Please bantu vote and coment

Thanks you

Sehat selalu untuk kita semua

Sassy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang