Piring piring sudah tertata rapi ditempatnya.
Semua meja juga sudah di bersihkan, sassy mengelap keringat yang membasahi dahinya dengan punggung lengannya.Dia sudah selesai bekerja, sudah waktunya dia pulang kerumah. Buru buru dia mengayuh sepedanya agar segera sampai rumah sebelum suaminya.
Tak terasa sudah berbulan bulan sassy melakukan aktivitasnya, tanpa sepengetahuan suaminya.
Tut..tut..
"Hallo"
"Hallo buk, apa kabar?"
"Kenapa? Baru inget kalau masih punya ibuk dikampung? Hah?"
"Maaf buk, sassy sibuk, jadi jarang ngabarin ibuk"
"Kau tak perlu kasih kabar, ibuk cuma mau kau kasih uang. Paham"
"Tambahin uang bulanan, laguan suamimu itu orang kaya, jangan kau makan sendiri, bagi bagi sama ibuk lah. ibuk butuh uang banyak, buat makan, buat kontrakan, buat.."
"Iya buk, sassy akan kirim lebih"
Sassy memotong cepat ucapan ibunya"Bagus"
Tut.
Telpon kembali dimatikan sepihak oleh ibunya.
Kini sassy bingung, harus kemana lagi dia mencari pekerjaan tambahan.***
"Em..lin apa kau tau dimana tempat aku bisa mendapatkan uang tambahan?"
Sassy memulai obrolan dengan teman kerja nya lina."Bukankah suamimu kaya, kenapa kau malah milih bekerja?"
"Sudahlah, daripada aku dirumah menganggur kan"
"Tapi apa nanti suamimu tak keberatan, jika istrinya bekerja sebagai tukang cuci piring?"
Sassy menggeleng gelengkan kepalanya.
Sassy memang tidak menceritakan semuanya ke lina, karna sassy berpikir lina hanya teman kerja, dia tidak harus tau semua tentang sassy."Apa kau bersedia jika menjadi tukang sapu jalanan?" Suara lina kembali terdengar, setelah beberapa menit mereka terdiam.
Mendengar itu, sassy tersenyum lalu mengangguk pasti.
"Tapi...""Tapi apa?" Tanya sassy penasaran
"Tapi sift malam, sekitar jam 9 sampai jam 3 pagi"
Sassy nampak berpikir"Gajinya lumayan sih, daripada disini, itung itung buat tambahan" lanjut lina.
Sassy mengangguk pasti"Aku mau, kapan aku bisa mulai bekerja"
"Aku hubungi pamanku dulu".
"Sassy kau bereskan meja depan" suara kepala pelayan mengintrupsi
"Baik pak"
*
"Ayo aa.." stella menyuapi kekasihnya itu dengan senang hati, bagaimana tidak baru saja mereka beristirahat makan siang, setelah tadi menghabiskan uang untuk belanja dimall.
Dengan senang hati pula jack menerima suapan dari stella sang kekasih. Mereka tidak memperdulikan tatapan pelanggan lain yang juga makan direstoran itu.
Tanpa mereka sadari seseorang meneteskan airmatanya, disela sela pekerjaannya.
Sassy terus saja menundukkan kepalanya, melirik sekilas suaminya dan wanita itu sedang bermesraan tak tau malu didepan umum.Apa mereka tidaklah sadar, perbuatan mereka sudah menyakiti hati orang lain.
Tidak. Sassy harusnya tau diri, dirinyalah yang menjadi pihak ketiga diantara hubungan dua orang yabg sedang diliriknya itu.Sassy harus segera membereskan meja itu.
Braak
Piring yang dibawa sassy jatuh berserakan, membuat para pelanggan memfokuskan matanya tertuju padanya. Tak terkecuali jack dan stella.
Sassy langsung buru buru membereskannya
"Apa apaan kamu" kepala pelayan datang"Maaf..maafkan ketidaknyamanannya, ini pegawai baru" permintaan maaf kepada semua pengunjung restoran.
Sassy terus saja menunduk, dia tidaj mau jika suaminya tau, kalau dia bekerja disitu.
"Cepat bereskan" bisik kepala pelayan kepada sassy.
"Baik pak. Maaafkan saya"
***
Sassy meregangkan otot ototnya yang terasa kaku, memijat mijat pelan bahunya yang terasa lelah.
Merebahkan tubuh mungilnya diatas kasur kecil, setelah baru saja dia sampai rumah.Dia sangat lelah hari ini, ingin sekali sassy menutup matanya sebentar. Tapi tidak. Suaminya sebentar lagi pulang, dia harus menyambutnya. Itu yang sering ibuk nasehatkan kepadaya.
Tbc
Haii guys...
Sebelum next part
Please bantu vote and comentThanks you
Sehat selalu untuk kita semua

KAMU SEDANG MEMBACA
Sassy [End]
Short Storybibirku sudah tersenyum lebar, aku juga sudah memukul mukul dadaku, agar tak terasa sesak. tapi entah kenapa rasa sesak ini belom juga hilang. air mataku juga terus saja menetes tanpa bisa ku cegah.