Jack mengikuti sassy sampai rumahnya.
Sebelumnya jack mendatangi sekolahan anaknya.
Dia merasa bahwa cindy adalah darah dagingnya, tapi kenyataannya cindy bukan anak kandungnya.Sebenarnya jack merasa sedih, tapi melihat betapa lucunya cindy, dia jadi mengesampingkan perasaannya itu.
Dia tak peduli cindy anak siapa, yang jelas sejak pertemuan pertamanya dia merasa sangat menyukai cindy.Tok tok
Baru saja sassy menutup pintunya, sudah ada suara ketukan dari arah luar.
Sassy kembali membuka pintu rumahnya.Dia melotot tak percaya, bagaimana bisa jack mengetahui alamatnya.
Apakah jack mengikutinya'pikir sassy"Jack?"
Dengan senyuman yang mengembang jack menyapa sassy, tak lupa mengangkat tangan kanannya, seakan berkata 'hai'.
Lama sassy terdiam, jack berdehem.
"Ehem.. apa aku boleh masuk?" TanyanyaSassy menoleh kebelakang, melihat anaknya yang sedang berusaha melepas seragamnya.
"Apa suamimu ada dirumah?" Tanya jack lagi"Hah?.. di..dia sedang bekerja" jawab sassy tergagap
"Kalau begitu, aku datang lain kali saja, kalau suamimu ada dirumah" ucap jack sopan
Jack memang langsung memutar badannya, tapi dia sangat berharap sassy memanggilnya.
Satu langkah... Dua langkah.. ti.."Jack"
Jack menjentikkan jarinya pelan, dan terdapat senyuman sumringah disana.
'yes' gumam jack pelan"Masuklah" ucap sassy.
Jack kembali memutar badannya menghadap sassy dengan senyumannya.
Jujur saja sassy senang sekali masih bisa mendapat kesempatan melihat senyuman jack, senyuman yang dia inginkan selama ini.Tapi sayangnya. Senyuman jack yang sesungguhnya hanya untuk stela.
"Apa kau mau minum jack?"Jack mengangguk
"Boleh, asal kau tak menaruh racun didalamnya"Ucapan jack sontak membuat sassy tersenyum.
"Senyumanmu masih seperti yang dulu" goda jack.Mendengarnya sassy langsung saja merubah raut wajahnya.
"Ahahaha.. apa suamimu melarangnu tersenyum didepan pria lain?""Hah?"
"Ah sudahlah, cepat ambilkan minum, tenggorokanku sepertinya mulai mengering"
Sassy mengangguk patuh.
Entah kenapa sassy merasa jack masih suaminya, padahal dia tau kalau jack suami stela."Hai om" sapa cindy
"Hai, kamu apa kabar?"
"Baik om"
"Papa kamu pulang jam berapa?" Pertanyaan jack membuat sassy kebingungan.
"Papa..." Cindy menggantung jawabannya.
"Cindy, kamu masuk sayang, makan dulu baru istirahat yah" ucap sassy
Jack membenarkan posisi duduknya.
"Kenapa kau kemari?" Ucap sassy setelah menaruh kopi diatas meja."Ah, aku ada kerjaan disini, lagian aku harus ketemu orang penting disini"
Sassy mengangguk, dia mengerti kalau jack memang sangat sibuk, apalagi dia seorang ceo diperusahaan ternama dijakarta.
"Lalu kenapa kau membeli konveksi itu?""Aku tidak membelinya, bu ratna mempunyai utang diperusahaanku, dan dia tidak sanggup membayarnya"
"Dan apakah kau menyita konveksinya?" Sarkas sassy
Jack menggeleng cepat
"Bukan begitu, bu ratna sendiri yang menyerahkannya padaku, sebagai ganti hutangnya" jelas jackPadahal jack sama sekali tidak mengenal bu ratna, dan jack sengaja membeli konveksi itu untuk sassy.
"Apa kau mau kembali bekerja disitu?" Tanya jackSassy diam.
"Kau tak perlu khawatir, aku tidak setiap hari ada disana, kau tau kan perusahaanku banyak" sombong jack"Aku akan bertanya dulu pada suamiku" jawab sassy
"Emm"
Jack menyesap kopinya"Cindy..." Tanya jack
"Dia, anak suamiku" sahut cepat sassy.
Sepertinya sassy tau apa yang akan jack tanyakan.
Sassy ingat dia meninggalkan testpack nya dibawah bantal.
Pasti jack sudah melihatnya.Jack diam.
Dia tidak lagi bertanya. Sepertinya jack juga tau, suasana ini benar benar canggung.
"Ehem" jack kembali berdehem"Apa aku boleh bertemu suamimu?"
Tbc
Haii guys...
Sebelum next part
Please bantu vote and comentThanks you
Sehat selalu untuk kita semua
KAMU SEDANG MEMBACA
Sassy [End]
Short Storybibirku sudah tersenyum lebar, aku juga sudah memukul mukul dadaku, agar tak terasa sesak. tapi entah kenapa rasa sesak ini belom juga hilang. air mataku juga terus saja menetes tanpa bisa ku cegah.