05:00 dini hari,
Surya abis selesai sholat subuh, dan lagi nge wedang buat ngangetin badan. Wedang instan aja yang praktis dibawa. Tapi karena bener bener dingin pagi ini, satu gelas wedang milik Surya didominasikan air panas. Asapnya mengepul ke udara melawan dingin.
"Nyenyak tidurnya, Li?" tanya Surya saat melihat Lia keluar tenda. Dengan muka bantal dan rambut semrawut, Lia menyipitkan matanya untuk melihat Surya dengan jelas.
"Badanku sakit semua, Rya. Pegel." jawabannya dengan suara parau sambil memijat bahunya.
"Aku ada hotcream di tas, mau?"
"Ada, aku juga bawa." jawabannya lalu duduk diatas batu dekat Surya. Mahasiswi semester lima itu mengeratkan selimutnya karena kedinginan juga. Pegal linu dan kedinginan adalah awal yang buruk untuk pagi ini.
"Mau aku bikinin jahe? Katanya mah bagus juga buat pegel pegel, sekalian ngangetin badan."
Lia berpikir dulu, "Emmm, boleh deh. Maaf ya jadi ngerepotin."
"Kalem, Li." Surya akhirnya bikinin Lia wedang jahe yang baru. Punyanya yang tadi sudah kena icip, lebih baik bikinin yang baru.
"Gak mau minta pijitin aja, Li?" tanya Surya sambil menuangkan air panas dari termos. Lia tetap melamun menatap rumput berembun sambil menjawab, "Sama siapa?"
"Yang pasti bukan sama aku," jawab pemuda berdimple itu dengan ringannya. "Sama Karina?" tanya Surya sengaja setelah melihat Karina berjalan kearah mereka. Selebgram sekaligus beauty influencer dengan followers hampir satu juta itu terlihat bingung namanya disebut sebut.
"Apa?" tanyanya penuh heran dengan tangan cekatan mengisi segelas air untuk menyegarkan dahaganya.
"Kamu bisa mijitin orang gak, Rin?"
"Mijit? Gak salah?" mimik wajah Karina terulas bingung. Surya mengangguk sambil memberikan segelas wedang untuk Lia.
Dari gayanya sejak pertama jumpa pun Karina emang udah keliatan paling modis dan berduit. Salah sih Surya minta anak orang kaya buat mijitin temennya itu.
Melihat keadaan jadi sunyi, lebih baik Lia menengahi, "Nanti aku minta tolong yang lain aja, gapapa." katanya sambil mengulas senyum tipis, tidak enak hati.
"E-eh gue mau bantuin lo kok, Li." cegat Karina panik merasa ada salah paham dalam percakapan barusan. "Kasih tau aja cara mijitinnya gimana. Setau gue itu kan sakit? Makanya gue kaget lo minta di pijitin."
Lia dan Surya saling lirik, kirain..
°°°
"Makan, Ren." tegur Haje. Yiren cuma nampilin senyumnya tapi gak jua ngambil piring. "Tunda dulu dietnya, masih bisa lain hari. Kita ini lagi bertahan hidup, bukan malah cari mati. Makan."
Haje memberikan piring rotan beralas kertas nasi kepada Yiren. Menyuruhnya mengambil sendiri lauk kesukaan nya karena menu pagi ini lumayan beragam setalah terjadi penggabungan kelompok. Ada tempe, tahu, bayam, sosis, dan telur ceplok.
Yiren menurut dan ngambil makannya sendiri. Sedangkan Haje berjalan ke arah kerumunan teman temannya yang sudah lebih dulu makan. Namun tiba tiba saja seseorang menyusul langkahnya dan kini sudah berada tepat disamping nya. Dengan piring berlauk sayur bayam dan tahu, sama seperti isi piring miliknya.
Haje cuma menatap cewek bermata kucing itu tanpa berkata apapun. Dari kemarin muncul terus dihadapannya. Entah secara ngumpet ngumpet atau terang terangan kayak gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenade
Fanfiction"Ini udah mustahil gak sih?" collaboration with dreamizluv cover by happyytal