'Move on bukan tentang melupakan perasaan, namun tentang menerima kenyataan bahwa aku dan kamu memang sudah tak lagi bisa bersama'
°°°
Bel pulang sekolah sudah berdering beberapa menit yang lalu. Laras dan Gea berencana untuk menjenguk Raka setelah pulang sekolah ini. Mereka kini tengah membereskan barang-barang mereka.
"Ras, kita kesananya naik apa? Gue kan tadi dianter loe juga gitu, " tanya Gea sembari menggendong tasnya di belakang.
"Naik Grab aja gimana? Gue pesenin deh."
"Boleh juga. "
"Yaudah yuk ke gerbang depan gue udah pesen grabnya. "
"Siap. "
Mereka berjalan beriringan menuju gerbang depan. Mereka melewati koridor sekolah yang sudah sangat ramai karena jam pulang sekolah sudah tiba.
"Gimana Ras? Udah sampe mana grabnya? "
"Bentarr lagi ini, udah deket kok. "
"Oke. "
Saat mereka tengah fokus pada hp masing-masing. Tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti di depan mereka. Laras yang melihat itu pun mendongakan kepalanya untuk melihat siapa orang itu.
"Kak Dafa? "
"Ayo naik!" perintah Dafa.
"Eh, gak bisa Kak. Gue mau jenguk Raka dulu jadi Kakak gak usah anterin aku pulang ya, " tolak Laras secara halus dan diakhir dengan senyum manisnya.
"Naik apa? "
"Ngegrab Kak."
"Oke kalo gitu gue duluan ya, hati-hati, " ucap Dafa diakhiri dengan elusan singkat di puncak kepala Laras.
"Iya Kak, Kakak juga hati-hati di jalan jangan ngebut nanti jatoh."
Dafa yang mendengar jawaban Laras hanya tersenyum manis, ya manis senyum yang jarang Dafa perlihatkan ke orang-orang. Hanya orang-orang beruntung yang bisa melihat senyum itu dan Laras adalah salah satunya.
Setelah itu Dafa melajukan motornya untuk pulang, Laras menatap motor Dafa yang kian menjauh dari dirinya, ia tersenyum tipis memperlihatkan kalau dia bahagia dengan perlakuan Dafa tadi.
"Ekhemmm cieeee, keknya bener deh Ras Kak Dafa tuh suka sama loe, " ledek Gea sembari menoel-noel dagu Laras.
"Apa sihh Gee, jangan buat gue berharap deh."
"Dih, gak papa tahu kalo mau berharap, siapa tahu beneran kan? "
"Tahu ah, tuhh grabnya dateng ayo naik, " ucap Laras sembari menunjuk ke arah mobil avansa putih yang mengarah kearahnya.
Mereka pun masuk ke dalam mobil dan bergegas menuju rumah Raka.
Beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah dengan cat putih berkombinasi cream. Mereka turun dari mobil dan berjalan menuju rumah Raka."Assalamu'alaikum," ucap Gea sembari mengetuk pintu rumah Raka.
"Wa'alaikumsalam, sebentar, " teriak seseorang dari balik pintu dan kemungkinan besar itu adalah Mamanya Raka.
"Ceklek, " suara pintu terbuka.
"Eh Gea, Laras," ucap Tari Mama Raka setelah membuka pintu dan melihat Gea dan Laras yang berada di depan.
"Tanteee," ucap Laras dan Gea secara bersamaan lalu mereka mencium punggung tangan Tari bergantian.
"Ayo masuk, mau jenguk Raka kan? " ucap Tari sembari menyuruh mereka untuk masuk ke dalam rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
Teen Fiction"Move on bukan tentang melupakan, tapi tentang mengikhlaskan seseorang untuk pergi dari kehidupan kita. " -Laras Diandra Pradita "Aku yang salah, maaf sudah memanfaatkanmu untuk bisa lebih dekat dengannya. " -Raka Adhityakara "Perasaan memang tak...