Mencintaimu memang tidak ku rencanakan, namun rasa itu tumbuh tanpa bisa ku kendalikan.
***
"Jadi pas saya mau jalan jemput kamu di sekolah. Saya dicegat sama gerombolan geng motor Ras, namanya geng galendra. Saya sempet baca nama geng mereka sebelum saya pingsan tadi."
"Galendra Mas?" Tanya Laras memstikan kalau ia tidak salah mendengar nama geng motor yang menyerang pacarnya itu.
"Iya Ras, kenapa?"
"Galendra tuh gengnya Bara kan Ras?" Tanya Raka ikut angkat bicara.
"Iya dan gue udah duga hal ini bakal terjadi Rak, Mas."
"Kok loe bisa mikir gitu?"
"Tadi pagi Kak Bara nyamperin aku dia bilang kalau dia suka sama aku. Dia ngerasa aku mainin perasaan dia. Dia bilang bakal ngelakuin apa aja buat rebut aku dari kamu dan mungkin ini salah satu caranya dia. Maafin aku ya Mas?" Ujar Laras menjelaskan apa yang ia alami pagi tadi.
"Kamu kenapa minta maaf hmm? Ini bukan salah kamu sayang, kamu tenang aja saya bisa jaga diri kok dan saya juga bakal selalu ngelindungin kamu, " Kata Dafa sembari mengusap air mata Laras yang sudah membasahi pipinya.
Tangan Laras terulur untuk ikut memegang tangan Dafa yang saat ini berada di pipinya, dikecupnya tangan itu lama. Matanya tertutup seakan-akan menyampaikan rasa sayangnya untuk laki-laki yang menjadi pacarnya saat ini.
"Udah ya jangan nangis lagi, cantiknya ilang lho nanti kalo nangis terus," Kata Dafa sembari mengelus pelan puncak kepala Laras.
"Enggak kok udah nih," Ujar Laras sembari menghapus air matanya.
"Nah gitu kan cantik."
"Apaan sih! Malu ah ada Raka juga."
"Ras? Punya malu juga ternyata ya loe!"
"Punyalah! Emang loe gak punya malu!"
"Gue sebenarnya bisa manjangin ni perdebatan Ras, cuman karena gue kasian sama Dafa jadi mending gue pamit pulang deh. Loe mau di sini kan? Atau mau balik juga?"
"Gak, gue mau di sini aja jagain Mas Dafa. Loe hati-hati kalau mau balik, makasih banyak udah nganterin gue kesini ya."
"Iya santai aja, kita kan besti," Kata Raka sembari mengajukan tangannya dengan posisi mengepal untuk mengajak tos ala besti dengan Laras.
"Iya bestiiii," Jawab Laras sembari membalas tos ala-ala itu.
"Daf, gue balik. Loe jaga diri baik-baik dan semoga lekas membaik yak. "
"Iya makasih ya Rak udah mau nganterin Laras ke sini."
"Sama-sama. Gue balik yaa byee. "
"Byeeee."
Setelah perginya Raka mereka tinggal berdua di kamar rumah sakit itu. Laras yang merasa bosan pun mengambil hp-nya dan membuka aplikasi kamera. Ia ingin mengabadikan momen ketika ia tengah menjaga kekasihnya.
"Mas, boleh pinjem tangannya?"
"Buat apa?"
"Mo foto hehehe."
"Oalah nih."
"Maacih"
Laras segera menggengam tangan Dafa dan tangan satunya ia gunakan untuk memfotonya. Laras mengambil beberapa jepretan karena selalu merasa kurang bagus. Sampai akhirnya ia menemukan satu foto yang sesuai dengan keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
Teen Fiction"Move on bukan tentang melupakan, tapi tentang mengikhlaskan seseorang untuk pergi dari kehidupan kita. " -Laras Diandra Pradita "Aku yang salah, maaf sudah memanfaatkanmu untuk bisa lebih dekat dengannya. " -Raka Adhityakara "Perasaan memang tak...