Part 24

246 32 3
                                    

'Kamu milikku sekarang!'

ΔΔΔ

"Sayaaa.....,"

"Saya apa? " tanya Laras merasa kesal dengan Dafa yang dari tadi belum juga melanjutkan ucapannya.

"Ayo Daf  loe pasti bisa, ini kesempatan loe, ayoo loe harus bisa," gumam Dafa dalam hati, berusaha menyemangati dirinya sendiri.

"Sayaa cinta sama kamu, kamu mau gak jadi bagian dari perjalanan hidup saya? " ujar Dafa dengan satu tarikan nafas.

Dafa merasa lega setelah berhasil mengatakan isi hatinya. Sekarang ia tinggal menunggu jawaban dari Laras, jantungnya berdetak begitu kencang, ia merasa khawatifr kalau Laras akan menolaknya.

"Kak Dafa gak lagi bercanda? "

Bukannya menjawab pertanyaan Dafa, laras malah menanyakan hal tak penting itu. Laras sebenarnya juga meruntuki kebodohannya yang menanyakan hal tak penting ini. Namun ia merasa belum yakin dengan ucapan Dafa tadi. Masih banyak keraguan di dalam hatinya.

"Saya gak pernah bercanda soal perasaan. Saya belum pernah mencintai seorang wanita sedalam ini, selain sama kamu Laras Diandra Pradipta, kamu wanita pertama yang berhasil mencairkan dinginnya saya, kamu wanita pertama yang melihat saya tertawa selain mama saya, kamu wanita pertama yang berhasil mengambil hati saya. Saya benar-benar cinta sama kamu Laras Diandra Pradipta," kata Dafa dengan penuh keyakinan.

Laras menangis mendengar penuturan Dafa, hatinya menghangat mendengar pengakuan itu.

"Kok malah nangis, jangan nangis. Kalo kamu gak suka sama saya bilang aja gak papa kok. Tapi jangan nangis, saya gak bisa ngelihat kamu nangis. "

Bukannya menjawab, Laras malah memeluk Dafa erat. Sampai-sampai Dafa terhuyung ke belakang dan hampir saja jatuh karena kaki Dafa yang memang belum sepenuhnya kuat untuk menyangga tubuhnya.

Dafa membalas pelukan Laras, ia merasa bingung dengan sikap Laras saat ini. Karena gadis itu tidak mengatakan iya, namun juga tidak mengatakan tidak. Ia malah berhambur ke dalam pelukannya dan membuat Dafa tambah bingung.

"Aku juga cinta sama kamu Kak, " ujar Laras di sela-sela tangisnya dan masih dalam kondisi memeluk Dafa.

Dafa yang mendengar jawaban Laras pun langsung mengeratkan pelukannya. Sesekali ia mencium bahu Laras. Baginya hari ini adalah hari yang paling bahagia dalam hidupnya, bagaimana tidak? Ia baru saja dinyatakan sembuh dari kecelakaan yang menimpannya 3 bulan lalu dan sekarang kebahagiaan kembali hadir untuknya karena wanita yang ia cintai menerima cintanya.

"Terima kasih ya Ras, makasih sudah mau menerima saya. "

"Sama-sama Kak, aku yang makasih karena Kakak aku bisa move on dari Raka, terima kasih untuk semuanya."

Dafa melepaskan pelukannya, ia menangkup wajah Laras, menghapus air mata yang jatuh dari mata indahnya.

"Udah ya, jangan nangis. Saya gak suka ngelihat kamu nangis gini. Jadi mulai hari ini kita pacaran? "

"Menurut kakak gimana? "

"Iya. Kamu milik saya sekarang, " ujar Dafa sembari mencolek kecil hidung mancung Laras.

"Hahaha, Kakak mah. "

"Bisa gak manggilnya jangan Kakak? Berasa jadi Aldo saya. "

"Mmm apa ya, Mas aja gimana? "

"Mas? Mas Dafa? "

"Iya lucu kan? Hehehe."

"Boleh deh, terserah kamu aja."

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang