Part 12

164 20 0
                                    

'Mau sampai kapanpun kamu akan tetap menjadi kenangan indah dalam perjalanan hidupku, terimakasih untuk hari-hari indahnya'

°°°

Malam ini Laras tengah barada di kamarnya bergelut dengan berbagai tugas yang sudah numpuk, padahal baru beberapa minggu ini masuk sekolah tapi tugas sudah begitu banyaknya.

Saat ia tengah fokus mengerjakn soal kimia tiba-tiba hp-nya berbunyi menandakan ada telepon masuk. Ia pun mengambil hp-nya yang berada tepat di samping buku Laras.

Pada layar hp itu tertera jelas nama 'Raka' dan ia tidak menelpon Laras melainkan video call.

"Ni anak ngapain lagi malem-malem gini video call gue," gumam Laras seperti berbicara pada Raka padahal panggilan video itu belum ia angkat.

Akhirnya setelah beberapa saat Laras mengangkat panggilan VC tersebut. Ia menggeser tombol bergambar video itu keatas, sejurus dengan itu munculah muka Raka tepat di layar hp-nya.

"Ada apa Raka? Ini udah malam dan gue lagi sibuk ngerjain tugas Bu Neli yaaa! " omel Laras ketika muka Raka baru saja muncul dan belum mengucap satu kata pun.

"Ah elah Ras, gue juga banyak tugas kali! Kita kan sekelas dodol! "

"Udah gangguin gue, pake ngatain gue dodol, mau loe apa sih? Cepetan deh!"

"Sorry-sorry bercanda doang. Gue cuman mau nanya tentang Dafa aja kok. "

Laras yang mendengar nama Dafa di sebut pun memincingkan matanya ke arah Raka. Seolah tak percaya dengan tingkah sahabatnya ini. Buat apa juga dia menanyakan perihal Dafa? Bukankah tadi dia sudah ketemu dan bahkam sudah berkenalan secara langsung.

"Kenapa sama Kak Dafa? Loe kan udah ketemu tadi, udah kenalan juga, kurang apa? "

"Dih sans dong jangan ngegas gitu. Gue cuman mau nanya sejauh apa hubungan loe sama dia? Kayaknya udah deket banget ya? "

Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Raka membuat Laras semakin bingung. Raka seperti sedang cemburu saja kepadanya. Buru-buru Laras menepis pikiran itu karena ia ingat tadi siang Raka sendiri yang menyuruhnya untuk move on darinya.

"Lah kenapa tiba-tiba nanya kek gitu? Bukan urusan loe juga kan gue mau deket sama siapa aja? Loe juga yang minta gue buat move on dari loe kan? Ya ini cara gue buat move on! "

"Loe mau jadiin Dafa pelampiasan gitu? Jangan gila Laras gak baik jadiin orang lain pelampiasan!"

"Gue gak sejahat itu Raka! Gue juga bakal belajar buka hati gue buat Kak Dafa lah. Gue gak mau terus-terusan terjebak dalam cinta yang bertepuk sebelah tangan ini. Gue mau move on dari loe paham!"

Mendengar penuturan Laras yang begitu panjang membuat rasa bersalahnya kembali hadir. Ia merasa ia sudah sangat salah karena menjadikan Laras alat untuk bisa mendekati Gea saat itu.

"Gue minta maaf ya Ras. "

"Gak papa, no problem Ka. Ini bukan salah loe ataupun salah cinta. Cinta ini gak salah yang salah itu gue. Gue yang udah lancang naruh perasaan buat loe. Gue janji Ka, gue bakalan lupain loe dan jadiin loe murni sahabat gue tanpa ngelibatin si cinta ini lagi. Ini semua cuman perlu waktu kok. "

Mendengar pernyataan dari Laras membuat Raka diam. Ia seperti tak rela kalau Laras akan melupakannya tapi ia juga tak bisa menerima Laras karena memang sudah ada Gea di hatinya.

"Gakk, ini salah kita berdua yang gak jujur masalah hati kita. Gue yang gak jujur dari awal niat gue apa sampai buat loe berharap lebih. Loe yang gak berani buat ngungkapin kalo loe baper dengan segala perhatian yang gue kasih. Intinya kita sama-sama salah. Jadi gue juga minta maaf. "

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang