Part 18

194 23 0
                                    

'Aku percaya semesta punya caranya sendiri untuk membuat kita bahagia'

°°°

"Laras," panggil orang tersebut.

Laras mendongak, melihat siapa yang memanggilnya. Ia sedikit terkejut ketika tahu kalau orang itu adalah Raka. Salah satu cowok yang tidak ingin ia temui malam ini. Salah satu cowok yang membuatnya menangis tadi. 

Salah satu cowok yang membuat hidupnya menjadi rumit seperti ini. Laras tersenyum kikuk melihat Raka bersama Gea di tempat yang sama denganya dan Dafa.

Takdir seakan mempermainkannya, ia harus kembali bertemu dengan Raka dan lebih sakitnya lagi saat ini Raka sedang bersama Gea. Namun ia tidak bisa memperlihatkan kesedihannya ia harus tersenyum, ia tak mau Raka tahu kalau ia sedang sedih.

"Kalian kok di sini juga? " tanya Laras, ia mencoba mencairkan suasana yang ntah mengapa terasa canggung baginya.

"Harusnya kita yang nanya, kalian ngapain di sini? Ngedate? "

"Pala loe ngedate. Makan malam ini Rak. "

"Dih, boong dia yank. Masak makan malam doang ampe bingung milih baju terus minta tolong aku buat pilihin bajunya. "

Mendengar ucapan Gea, Laras menatapnya tajam. Seakan mengintimidasi Gea. Bisa-bisanya dia membicarakan hal seperti itu di depan Dafa. Mau di taruh mana mukanya sekarang.

"GEAAAAAA," kata Laras dengan nada sedikit keras. Gea yang di tatap seperti itu hanya tersenyum tanpa rasa bersalah sedikit-pun.

Malahan sekarang ia sudah duduk di depan Dafa di susul dengan Raka yang malah duduk di depannya. Kondisi ini membuat Laras semakin tak nyaman. Karena ia langsung berhadapan dengan Raka. Sungguh hari yang menyebalkan, pikirnya.

"Kakk Dafa, gue mau kasih tahu loe sesuatu dan ini penting banget," kata Gea suara yang pelan agar Laras dan Raka tak mendengarnya.

"Apa? " tanya Dafa dengan suara yang ikut pelan.

"Ini tentang Laras sih Kak, aku cuman mau kasih tahu kalau ini kali pertamannya seorang Laras Diandra Pradipta bingung milih baju buat keluar sama cowok! Biasanya dia tuh cuek Kak, malah kadang males buat keluar malam apalagi sama cowok. "

"Saran gue ya Kak, kalau Kakak beneran suka sama Laras. Kakak harus sabar ya. Deketin dia tuh harus pelan-pelan. Sentuh hati dia sama perhatian-perhatian kecil dijamin deh  Laras bakal segera luluh sama Kakak. Semangat ya Kak, " kata Gea setelah itu ia menatap kearah Raka dan Laras yang saat ini memasang ekspresi bingungnya. Karena mereka sama sekali tidak mendengar apa yang mereka berdua bicarakan sedari tadi.

"Makasih untuk dukunganya Gea, " kata Dafa membuat Laras dan Raka semakin bingung di buatnya.

"Kamu ngomongin apa sama Dafa? " tanya Raka merasa aneh dengan tingkah kekasihnya ini.

"Rahasia, nanti aku ceritain kalau udah gak ada Laras," kata Gea sembari melirik ke arah Laras dan mendapat tatapan tajam dari Laras.

"Gee, jangan cerita macem-macem napa."

"Apaan sih? Gue gak cerita aneh-aneh kok. Iya kan Kak? "

"Iyaa. "

"Loe tuh kalau udah senyum-senyum gini bawaannya mencurigakan tahu gak? "

"Sans kali Ras, masak gue ngejelekin sahabat gue di depan gebetannya sih? Gue cerita yang baik-baik kok tentang loe. "

"Tau ah serah. Pacar loe ngeselin banget sih Rak! "

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang