'Namanya perasaan ya gak bisa dipaksa'
ΔΔΔ
Tepat saat Laras selesai dengan chatnya bersama Dafa, makanan pesanannya datang. Ia pun langsung memakannya dalam diam, ya karena dia hanya sendirian sekarang. Sampai akhirnya ada Bara dan teman-temannya yang tiba-tiba duduk di meja yang Laras tempati.
Laras yang sedang makan pun harus menghentikan makannya dan menatap tajam kearah Bara yang saat ini sudah berada di depannya.
"Kak Bara? Ada apa Kak? " tanya Laras.
"Gak papa, cuman mau nemenin loe aja. Kasian di kantin sendirian. "
"Ini juga gara-gara Kakak yang buat sahabat aku jadi pada ribut!"
"Itu juga demi kebaikan kamu kan? Mau sampai kapan ditutupin? Toh juga bakal kebongkar juga! "
"Tapi gak gitu caranya! Aku bisa ngasih tahu Gea sendiri. Kalau dia tahu dari aku, gak akan mereka berantem sampai segitunya! "
"Ya terserah. Gue sih gak peduli mereka mau putus atau gak, gue cuman peduli sama loe!"
"Maksudnya? "
"Gue peduli sama loe, karena gue sayang sama loe Ras! Kenapa loe gak peka sih? Dan kenapa loe malah jadian sama Dafa? Dia yang udah ninggalin loe tanpa alasan selama 3 bulan. Gue yang selalu ada saat loe terpuruk Ras, apa itu semua gak ada artinya? "
Laras diam, ia bingung harus bersikap bagaimana. Ia sebenarnya peka dengan apa yang Bara rasakan, ia peka dengan setiap perhatian Bara, bahkan ia sempat berfikir untuk move on ke Bara karena Dafa yang tiba-tiba pergi tanpa alasan saat itu. Ia sudah mencoba membuka hatinya untuk Bara selama tiga bulan itu, namun apa daya? Perasaan Laras terlanjur untuk Dafa dan sulit untuk berpaling lagi.
"Jawab Ras, jangan malah diam aja! Gue perlu jawaban! " kata Bara sedikit membentak sampai membuat semua orang yang ada di kantin menatap kearah meja Laras dan Bara.
Laras memberanikan diri untuk menatap mata Bara yang sudah dipenuhi dengan emosi. Air mata Laras sudah tak terbendung lagi, entah mengapa ia merasa bersalah kepada Bara karena sudah mempermainkan perasaannya. Walaupun sebenarnya ia tidak berniat melakukan itu. Laras tahu pasti Bara sekarang sedang merasakan rasa sakit yang pernah ia rasakan dulu. Saat Raka memberi kabar bahwa ia sudah jadian dengan Gea.
"Maaf Kak, aku sadar aku salah. Tapi yang namanya perasaan gak bisa dipaksa Kak. Aku cuman anggap Kakak sebagai sahabat aku, Kakak aku, gak lebih. Maaf kalau emang tindakan aku salah. Aku minta maaf banget."
"Loe emang salah Ras, harusnya loe bilang kalau loe gak ada rasa sama gue dari awal. Jangan bikin gue berharap! Loe sma Raka tuh sama aja! Gue kecewa sama loe!"
"Maaf kak. "
Hanya kata-kata itu yang mampu keluar dari mulut Laras. Laras kembali menunduk sembari menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Kata maaf loe udah basi Ras! Gue gak bakal tinggal diam. Gue mau loe jadi milik gue gimana pun caranya! Loe tunggu aja."
Setelah mengatakan hal itu Bara langsung pergi meninggalkan Laras yang masih menangis. Laras terkejut mendengar apa yang Bara katakan. Ia takut kalau Bara berbuat nekat dan menyakiti Dafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
Teen Fiction"Move on bukan tentang melupakan, tapi tentang mengikhlaskan seseorang untuk pergi dari kehidupan kita. " -Laras Diandra Pradita "Aku yang salah, maaf sudah memanfaatkanmu untuk bisa lebih dekat dengannya. " -Raka Adhityakara "Perasaan memang tak...