Part 10

169 21 0
                                    

'Gak mudah untuk membuang perasaan yang sudah terlanjur dalam, namun dengan berjalannya waktu rasa itu juga akan pudar dan berganti dengan perasaan baru yang akan membawa kebahagiaan.'

°°°

Saat ini Laras, Gea, dan Raka sedang berada di kantin karena jam istirahat sudah tiba. Mereka tengah duduk di bangku bagian ujung di kanti tersebut.

Baru saja Laras mendudukan diri pada kursi kantin, Gea sudah menanyakan hal yang sempat terhenti gara-gara Bu Neli yang keburu masuk kelas tadi.

"Laras, loe utang penjelasan sama kita ya! "ucap Gea seperti mengintimidasi Laras.

"Apa sih Ge? Gak ada yang perlu dijelasin yang jelas gue lagi seneng udah itu aja! "ucap Laras dengan penuh penekanan.

Ia memang belum mau menceritakan semuanya karena ia juga masih belajar untuk membuka hatinya kembali.

"Ge udah ya, mungkin Laras emang belum mau cerita sama kita biarin aja ya? Nanti kalo dia udah mau cerita juga bakal cerita semuanya ke kita kok tanpa kita minta pun,"lerai Raka agar tak terjadi keributan diantara dua sahabat ini.

"Iya sayang, maaf ya Ras. Gue terlalu maksa loe buat cerita semua ke gue,  padahal kan loe juga butuh privasi yang gak harus gue tahu kan?  Gue hargain keputusan loe ini. Gue ngelihat loe senyum-senyum bahagia kayak tadi aja, gue udah ikut seneng apalagi nanti kalo loe udah mau cerita ke gue, pasti gue bakalan lebih happy lagi."

"Makasih ya Geee, loe pengertian banget seeh, jadi tambah sayang sama loee," ucap Laras sembari memeluk sahabatnya itu.

Raka yang melihat itu pun tersenyum dan berjalan memutari meja menghampiri mereka. Lalu ia ikut memeluk mereka berdua.

Kali ini posisinya Raka berada ditengah sementara Gea berada di samping kanan dan Laras berada di kiri. Laras yang merasa terkejut karena ada tangan yang memeluk pundaknya pun reflek menengok kearah Raka.

Mata mereka bertemu, mata yang selalu Laras rindukan, namun tak dapat ia miliki. Raka memberikan senyumanya kearah Laras, Laras pun membalasnya dengan canggung dan langsung melepaskan pelukannya.

"Loe ngapain ngikut pelukan sih? Ini cuman khusus buat cewek bukan cowok! Mau loe gue pakein rok hah? "

"Salah lagi gue hmmm, " ucap Raka pasrah dan melepaskan pelukannya mengecup singkat kening Gea lalu kembali ke tempat duduknya.

"Emang loe salah dan loe juga gak tahu tempat main cium-cium aja inget ini di sekolah dodol " omel Laras semakin gemas dengan tingkah Raka yang ajaib ini.

"Iri bilang bosss."

"Gak ada dalam kamus gue kata iri sama kalian berdua pasangan bucin gak tahu tempat. "

"Ngeselin juga lama-lama loe ya,  gue jitak nih, " ucap Raka diakhiri dengan jitakan pelan pada kepala Laras.

"Heh kampret kenapa gue dijitak beneran? Sakitttt tahu, Gue cubit ya loe, " ucap Laras diakhiri dengan cubitan keras pada perut Raka.

"Sakittt Ras."

"Rasain! "

"Udah ih ribut mulu kalian mah, dari pada ribut mending pesen makanan deh. Ini pada mau pesen apa biar gue pesenin! "

"Kirain biar gue traktir Ge. "

"Traktir teros pikiran loe Ras. "

"Hehehe maaf bercanda doang kali, yawes gue pesen Es teh aja 1 sama mie goreng dah. "

"Kamu apa Yang? "

"Aku samain aja kayak Laras. "

"Ikut-ikut aja loe. "

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang