Part 27

180 29 2
                                    

'Ternyata benar melupakan itu perlu proses'

ΔΔΔ

Malam ini adalah malam dimana acara kejutan ulang tahun untuk Raka akan dilaksanakan. Laras, Gea, Dafa, dan juga Bara sudah siap dengan jobsnya masing-masing. Laras yang akan bertugas untuk membawa sahabatnya itu pergi dari rumahnya, Gea yang menyiapkan semuanya dibantu oleh Bara, sementara Dafa ia hanya sebagai tamu undangan saja.

Awalnya Dafa tidak mengijinkan Laras untuk pergi bersama Raka, namun apa daya Laras terlalu keras kepala untuk dilarang. Alhasil ia memberi ijin daripada harus bertengkar dengan gadisnya itu. Untuk Bara, dia ikut atas dasar pemaksaan. Karena saat mereka merencanakan ini semua, Bara dengar dan mengancam akan memberitahu Raka jika ia tidak diajak dalam acara ini. Mau tidak mau mereka mengajak Bara dalam rencana ini.

Saat ini Raka dan Laras tengah berada di taman dekat rumah Raka. Sementara Gea dan Bara serta beberapa teman Raka yang lain sedang menyiapkan acaranya di rumah Raka. Dafa? Dafa saat ini masih di rumah. Ia akan berangkat untuk menjemput Laras nantinya jika persiapan temen-teman Raka sudah siap.

"Ras, tumben ngajakin jalan ke taman, kenapa? Ada masalah? " tanya Raka sembari terus berjalan di area taman.

"Ya gitu deh, duduk dulu aja yuk. Nanti gue ceritain, " ujar Laras kemudian melangkahkan kakinya menuju bangku taman yang sudah berda di depannya saat ini. Raka hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Kenapa? " tanya Raka lagi.

"Gak papa kok. Cuman... "

Laras menggantungkan ucapannya membuat Raka semakin penasaran.

"Cuman apa? Loe kenapa sih? Aneh banget dari tadi. "

"Gue lagi seneng aja Rak. "

"Seneng? Seneng kenapa? "

"Kenapa mulu loe mah!" kata Laras sembaru memukul pelan lengan Raka.

"Ya loe belum jawab pertanyaan gue! "

"Sanss dong bos gitu aja ngegas. "

"Ribet ternyata ngomong sama orang yang lagi seneng. "

"Hahaha, muka loe Rak! Gak ada pantes-pantesnya ngambek gini hahaha. "

Raka hanya melirik Laras sekilas lalu tatapannya beralih ke hpnya. Ia sedang menunggu pesan dari sang kekasih.

"Tumben Gea gak ada ngabarin gue, biasanya jam 8 aja udah riweh ngechat sampe spam. Ini sampe jam setengah 10 gak ada tanda-tanda dia chat. Apa dia marah ya? Marah kenapa coba, " gumam Raka dalam hati mencoba memikirkan kenapa Gea sama sekali tidak mengabarinya kabar malam ini.

Laras yang merasa tidak mendengar suara Raka lagi pun, memutuskan untuk menoleh kearah Raka. Dilihatnya lelaki itu tengah menatap kelayar hp-nya dengan tatapan gelisah.

"Kenapa sih? Ngelihatin hp mulu! Nungguin chat dari Gea? " tanya Laras sembari menepuk pelan bahu Raka. Raka pun menoleh kearah Laras. Tatapan mata mereka bertemu. Laras terdiam seketika, ia ternyata masih merasakan getaran itu. Walaupun hanya kecil, namun ia sadar getaran itu masih ada. Buru-buru Laras membuang pikiran liarnya itu. Laras teringat bahwa sekarang ia sudah bersama Dafa.

"Astaga nih jantung kenapa masih deg-deg an aja sih kalo di tatap Raka. Inget Ras, loe udah punya Mas Dafa! Raka juga udah sama Gea! Jaga hati loe Ras!" gumam Laras dalam hati mencoba menguatkan hatinya.

"Gea kemana sih Ras? " tanya Raka, membuat Laras tersadar dari lamunannya.

"Hah? Ya mana gue tahu. Udah tidur kali! "

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang