Part 9

165 19 0
                                    

'Sepertinya bukan hal yang sulit untuk membuka hatiku untukmu, akan aku coba semoga semesta merestuinnya'

°°°

Pagi ini Laras sudah siap dengan baju seragam sekolahnya. Ia juga sudah sarapan dan sekarang ia akan keluar rumah untuk berangkat sekolah. Ia memang sengaja berangkat sepagi ini  agar Dafa tak mengantarnya lagi.

Namun keberuntungan sepertinya tidak berpihak untuknya. Saat ia membuka pintu rumah, ia sudah melihat Dafa yang tengah berbincang dengan Mamanya. Hah sejak kapan Mamanya bisa seakrap itu dengan orang baru, pikirnya.

Dengan langkah gontai Laras pun berjalan kearah Dafa dan Mamanya.

"Ma, " panggil Laras membuat Emi pun menoleh kearahnya.

"Nah ini anaknya udah siap ternyata baru aja Mama mau panggil kamu ke dalam Nak."

"Ada apa Ma? "tanya Laras pura-pura tak tahu tujuan Mamanya.

"Ini lho Nak Dafa mau jemput kamu katanya. Dia anaknya baik lho, pinter juga."

"Mama udah kenal sama Kak Dafa? " tanya Laras bingung karena Mamanya ternyata sudh mengenal Dafa.

"Udah dong sayang, kan dia teman sekelas Kakakmu dan dia tuh yang paling pinter di kelasnya Kakak kamu, nilainya bagus-bagus banget. "

"Ah tante biasa aja kok, Dafa juga masih harus banyak belajar" sela Dafa merasa tak tenang di puji dengan sebegitu tingginya.

Laras sedikit terkejut dengan sikap Dafa didepan Mamanya, ia terkesan manis dan tidak sedingin biasanya.

"Ihh kamu ini selalu saja merendah, yaudah sana berangkat kasian Dafa udah nunggu kamu dari tadi. "

"Iya Ma, Laras berangkat dulu ya?" pamit Laras sembari mencium punggung tangan Emi.

"Iya Nak, belajar yang pinter ya?" ucap Emi dan hanya diberi anggukan oleh Laras sebagai jawaban 'iya'

"Tante, Dafa pamit ya, " ucap Dafa sembari mencium punggung tangan Emi.

"Iyaa Nak, jagain Laras ya? Bawa motornya jangan kenceng-kenceng."

"Siap Tante."

Setelah berpamitan akhirnya mereka berjalan ke arah motor Dafa. Dafa dengan sigap memakaikan helm untuk Laras, Laras hanya diam ia tak menolak perlakuan Dafa.

Jujur saja saat seperti ini Dafa terlihat manis menurutnya. Dafa yang merasa diperhatikan pun menatap kearah Laras juga, dengan jailnya Dafa menaikan kedua alisnya disertai dengan senyuman.  Membuat Laras salting dn reflek menundukan kepalanya.

"Kenapa nunduk? " tanya Dafa dengan lowtonenya, suara yang jarang sekali Laras dengar. Biasanya nadanya dingin kenapa sekarang jadi manis dan hangat sekali pikirnya.

"Eh gak papa kok Kak, " ucapnya sembari menengok kearah Dafa dan 'Deg' pandangan mereka kembali bertemu karena Dafa memang tengah memasangkan pengait pada helm Laras.

"Oke udah, ayo naik, " ucap Dafa lalu naik keatas motornya dan menunggu Laras yang masih diam di tempat.

"Larass, ayoo nanti kamu telat loh, " ucap Dafa kembali dengan lowtone yang terdengar begitu manis ditelinga Laras.

Laras sedikit bingung dengan perubahan sikap Dafa yang termasuk kilat ini. Tanpa berlama-lama akhirnya Laras naik dan duduk di jok belakang motor Dafa.

"Kakk, " panggil Laras ketika motor baru saja berjalan.

"Kenapa? "

"Kakak lagi sakit ya? Kok aneh banget sih hari ini."

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang