Part 28

158 32 7
                                    

'Serapat-rapatnya kamu menyembunyikan sebuah Rahasia, suatu saat akan terbongkar juga. Jujur lebih baik walau pahit.'

ΔΔΔ

Bara pun akhirnya berjalan kearah laptop itu dan menayangkan sebuah video yang membuat semua tamu tiba-tiba terdiam.

Video yang ditayangkan Bara ternyata adalah rekaman ketika Laras dan Raka sedang berbicara di taman tadi. Saat Laras mengungkapkan bahwa Dafa yang bisa membuatnya Move on dari Raka.

Gea menatap kearah video itu dengan tatapan tak percaya. Sahabatnya Laras dan pacarnya Raka ternyata menyembunyikan hal sebesar ini darinya. Sementara Laras ia sudah menangis dipelukan Dafa. Ia sebenarnya tahu bahwa cepat atau lambat Gea akan tahu semuannya, namun ia tak menyangka Gea akan mengetahuinya dengan cara seperti ini. Laras ingin menyampaikan langsung kepada Gea tentang ini semua, tapi ternyata semesta berkata lain.

Raka hanya diam saja, ia bingung harus berbuat apa sekarang. Ia takut Gea akan marah dan memutuskannya. Ini yang Raka takutkan dari dulu saat ia tahu bahwa Laras mencintainya. Ia takut Gea mengetahui ini semua. Semua ini akan semakin rumit.

Gea melihat kearah Laras dan Raka secara bergantian. Lalu ia mengusap air matanya dan beralih menghadap kearah Raka.

"Bisa tolong jelaskan ini semua? Saya minta anda untuk menjelaskan ini semua!" kata Gea yang sudah merubah panggilannya kepada Raka. Yang biasanya aku menjadi saya. Yang biasanya kamu menjadi anda. Raka sedikit terkejut dengan kalimat tanya yang dilontarkan oleh Gea. Gaya bahasanya benar-benar berubah. Ia yakin Gea sedang benar-benar marah sekarang.

"Kamu tenang dulu sayang, aku bakalan jelasin semuanya ke kamu," ucap Raka mencoba menenangkan Gea.

"Oke saya akan tenang, tapi saya mohon jelaskan semua ini!!"

"Oke, video itu memang benar. Laras memang pernah suka sama aku," ucap Raka sembari memberi penekanan pada kata pernah.

"Lalu? Anda sembunyikan semua ini dari saya? Pacar macam apa anda ini? Dan loe! " kata Gea sembari berbalik ke arah Laras yang ada di belakangnya.

"Kenapa loe gak pernah cerita semua ini ke gue Ras? Kenapa loe memilih seakan-akan gue ngerebut Raka dari loe? Kenapa loe gak bilang aja saat gue cerita kalo gue suka sama Raka? Kenapa loe gak bipang waktu itu? Dan malah ngedukung gue buat jadian sama Raka? KENAPA? "

Laras menangis dalam dekapan Dafa. Lidahnya serasa kelu untuk menjawab semua pertanyaan dari Gea. Namun saat Dafa ingin angkat bicara dan membela Laras, Laras menahannya.

"Kamu gak usah ikut campur ya Mas? Biar aku yang nyelesain ini semua,  kamu percaya kan sama aku? " kata Laras sembari menatap kearah Dafa dan mengelus lengannya agar Dafa merasa tenang. Karena Laras yakin Dafa sedang menahan emosinya sekarang.

"Saya percaya sama kamu. Saya ada di sini kalau kamu butuh pertolongan."

Laras hanya menjawabnya dengan senyuman. Ia juga menunjukan senyumnya kearah Aldo seakan mengatakan kalau dirinya tidak apa-apa.

Aldo menghampiri Laras dan mengelus pelan rambutnya kemudian ia juga tersenyum kearah Laras untuk memberi gadis itu kekuatan.

Laras akhirnya berjalan kearah Gea. Menatapnya dengan tatapan penuh rasa bersalah. Laras memeluk Gea. Namun Gea berusaha melepaskannya sampai akhirnya Laras terjatuh tepat di depan Dafa.

"Kamu gak papa? " tanya Dafa sembari membantu Laras berdiri.

"Aku gak papa kok Mas. "

Laras kembali berdiri dan menghampiri Gea menatapnya dalam. Kali ini Gea menatap Laras dengan tatapan penih dengan kekecewaan, Laras paham di sini dia memang salah dan Gea pun berhak untuk marah.

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang