Part 15

192 20 0
                                    

'Kalian berdua aneh!'

°°°

Cowok itu adalah Bara, ya Bara lah yang menggendong Laras dan membawanya ke UKS. Banyak pasang mata yang melihat adegan tersebut. Bara seorang yang terkenal cuek dengan perempuan di sekolah bisa sepeduli itu kepada Laras membuat mereka merasa heran.

Tak terkecuali Raka dan Gea yang juga berada di sana.

Sebenarnya Dafa juga melihat kejadian itu, namun saat ia akan berlari kearah Laras. Bara sudah lebih dulu di sana dan menggendongnya ke arah UKS.

Dafa pun mengikuti langkah Bara ke UKS begitu juga dengan Raka dan Gea.
Mereka semua khawatir dengan kondisi Laras saat ini.

Sesampainya di UKS Bara langsung menidurkan gadis itu di ranjang dan menepuk-nepuk pelan pipi Laras bermaksud untuk membangunkan gadis itu dari pingsannya.

"Larass, bangun Ras," ucap Bara sembari terus menepuk pelan pipi Laras.

Saking fokusnya dengan kondisi Laras, Bara sampai tak sadar bahwa sudah banyak orang di sana. Gea berinisiatif untuk membangunkan Laras, ia berjalan ke arah Bara dan menyuruh Bara untuk menyingkir.

"Permisi Kak, biar gue aja yang coba bangunin Laras, " ucap Gea kemudian menyela Bara agar ia bisa berada di samping Laras. Bara yang paham pun langsung menyingkir dan berdiri tepat di samping Gea. Sementara Dafa dan Raka mereka berada di sisi lain ranjang UKS tersebut.

"Kak,  boleh minta tolong ambilin minyak kayu putih gak? " kata Gea meminta tolong kepada Dafa yang posisinya memang lebih dekat untuk mengambil minyak tersebut.

"Oh oke, " jawab Dafa kemudian ia mengambil minyak tersebut dan menyerahkannya kepada Gea.

Gea mulai mengarahkan minyak itu di bawah hidung Laras. Ia menggerakannya ke kanan dan ke kiri. Setelah beberapa saat akhirnya Laras mulai mengerjapkan matanya pertanda kalau ia akan segera sadar.

Sedikit demi sedikit akhirnya mata Laras benar-benar terbuka dengan sempurna. Semua orang yang ada di sana merasa lega ketika Laras sudah benar-benar sadar.

Laras menatap ke sekelilingnya dan mendapati Dafa, Raka, Bara, dan Gea berada di samping kanan dan kirinya.

"RAS, LOE GAK PAPA KAN? " tanya Raka, Dafa, dan Bara secara bersamaan. Hal itu membuat Gea dan Laras mengernyitkan keningnya merasa aneh dengan kelakuan ketiga laki-laki ini.

"Kompak banget kalian, " ucap Laras merasa lucu dengan tingkah mereka bertiga. Sementara mereka hanya saling tatap satu sama lain.

"Laras udah gak papa kan? " kali ini Gea yang bertanya.

"Gak kok Ge,  gue udah baik-baik aja. Cuman masih pusing aja."

"Beneran Ras? Gak perlu di bawa ke rumah sakit? " tanya Raka dengan ekspresi paniknya.

"Lebay banget sih Rak, Gue cuman kepentok bola bukan aspal, loe tenang aja. Gue gak selemah itu kali. "

"Syukur deh kalo gitu. "

"Aww," ringis Laras ketika ia mencoba bangun dari tidurnya. Bara dan Dafa reflek membantu Laras, tangan mereka bebarengan menyentuh pundak Laras. Mendapat perlakuan yang begitu spesial dari kedua cowok kekar ini membuat Laras merasa bingung. Ia terus menoleh ke kanan dan ke kiri untuk menatap mereka secara bergantian dengan ekspresi bingungnya.

Sementara Gea dan Raka mereka hanya memperhatikan gerak gerik mereka bertiga. Gea mulai menyingkir dari tengah-tengah Bara dan Laras, ia memilih pergi ke tempat Raka berdiri.

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang