Bagian 5: Orang Tidur di Pasar

80 48 5
                                    

"Tapi, mengapa ada organisasi yang ingin menutupi hal ini?" tanya Adit.

"Saya juga tidak mengerti alasan di balik itu," balas Pak Sugeng.

"Anu, Pak Sugeng. Manusia tinggal di luar Flat pada masa lalu, 'kan?" tanya Diah.

"Iya, benar," jawab Pak Sugeng singkat.

"Apakah mereka mengkandangi semua hewan-hewan itu?" tanya Diah lagi.

"Hanya hewan-hewan domestik saja yang dikandangi. Sedangkan hewan-hewan eksotis dibiarkan bebas," jawab Pak Sugeng.

"Berarti hewan-hewan eksotis bisa dengan mudah memasuki pemukiman manusia. Saya tidak bisa bayangkan kalau ada gajah di depan rumah," ujar Filindo sesudah memundurkan kepalanya sedikit.

"Umumnya jarak antara habitat hewan dengan tempat tinggal manusia cukup jauh, jadi jarang sekali hewan-hewan tersebut bisa sampai masuk sana," kata Pak Sugeng.

Aku diam sejenak sambil mencerna informasi yang mencengangkan ini. Tak kusangka, dari mengintip sebuah gambar sampul buku dalam box berakibat bisa diburu organisasi misterius. Selain itu, kami berempat juga mendapat pengetahuan baru tentang gambaran kehidupan masa lalu di mana makhluk-makhluk yang begitu unik masih hidup.

"Jadi, bagaimana? Kamu sudah puas dengan jawaban saya?" tanya Pak Sugeng ke Filindo.

"Untuk jawaban tentang sketsa saya puas. Tapi, saya masih belum puas untuk isi buku ini," jawab Filindo.

"Do, kamu mau diburu organisasi misterius?" tanya Adit sembari menyilangkan kedua lengannya.

"Seperti yang sudah saya katakan tadi. Saya bisa kasih buku itu. Tapi, kamu harus siap dengan akibatnya," jawab Pak Sugeng sambil menunjuk buku yang dipegang Filindo.

"Kita baca buku ini sampai waktunya pulang, bagaimana?" usul Diah.

"Nah, itu juga tidak buruk," balas Pak Sugeng dengan menunjuk Diah.

"Sekarang masih jam sebelas siang dan akan berkumpul jam dua sore untuk pulang. Masih ada sisa waktu tiga jam kurang," sahut Adit selagi melihat ponsel.

"Ya, kita manfaatkan tiga jam yang tersisa untuk membaca buku ini," ujar Diah.

Kami berempat menghabiskan sekitar tiga jam untuk membaca buku itu. Ternyata, ada banyak jenis mamalia yang hidup pada masa lalu selain gajah sumatra dan tapir asia. Seperti yang dikatakan Filindo tadi, aku seperti sedang masuk ke dunia mimpi ketika melihat gambar-gambar dalam buku ini. Tak terasa hari sudah sore, kini waktunya kami untuk pamit dan pulang.

"Babi rusa. Gila, babi ini punya gigi yang keluar dari mulut," ucap Filindo dengan semangat untuk yang kesekian kalinya.

"Ayo teman-teman, waktunya pulang," kata Diah sambil berdiri.

"Yah, aku belum selesai baca," keluh Filindo dengan wajah masam.

"Kamu lebih lama lihat ilustrasinya daripada bacanya," balas Diah sambil berkacak pinggang.

"Justru yang menarik itu bagian ilustrasinya," tambah Filindo sambil menunjuk-nunjuk gambar babi rusa.

"Oke teman-teman, waktunya pulang," kataku.

"Saya akan mengantar kalian keluar. Jangan lupa, rahasiakan hal ini," ucap Pak Sugeng dan diakhiri dengan mengacungkan jari telunjuk di dekat bibir.

Kami berempat bersiap-siap untuk pulang. Setelah berkemas-kemas, Pak Sugeng mengantar kami sampai di depan lift lantai 25. Tak lupa, sebelum berpisah kami mengucapkan terima kasih karena sudah diberitahu tentang pengetahuan baru. Kemudian, kami menuju lantai satu dan bergegas menemui kendaraan yang akan membawa kami pulang. Kulihat pak sopir sudah menunggu di depan kendaraan.

KATHAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang