༺𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 ❆ 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔༻
Besok adalah hari pertamaku masuk sekolah. Itu berarti aku dapat bertemu dengan banyak anak yang seumuranku. Semoga saja aku bisa mendapatkan teman, karena kakak pernah bercerita padaku, bahwa bersekolah bersama teman-teman itu sangat menyenangkan. Kakak memiliki banyak teman, mereka sering bermain ke rumah saat sore hari. Kuharap aku juga bisa memiliki banyak teman seperti kakak.
Sekarang mama sedang menyiapkan semua keperluanku untuk bersekolah, sedangkan aku duduk diatas tempat tidurku. Mama memasukan pensil dan penghapus yang sudah diberi nama kedalam tepak berwarna biru, lalu memasukannya kedalam tas dan menaruhnya diatas meja belajarku.
Mama berdiri lalu duduk disampingku. "Sudah ya Ice, perlengkapan sekolahmu sudah mama persiapkan, sekarang mama mau membantu kakak dulu," ucap Mama. "Iya makasih, Ma!" Mama mengelus kepalaku lalu pergi meninggalkan kamar. Aku merebahkan diriku diatas kasur, entah mengapa aku merasakan tubuhku lelah sekali, pandanganku mulai buram dan seketika semuanya gelap.
༺❆༻
Aku terbangun di sebuah tempat ditengah hutan. Disana terdapat bangunan tua. Bangunan itu penuhi dengan tumbuhan gantung dan jaring laba-laba. Disana gelap, tidak ada cahaya. Aku merinding, hawa dingin mulai menusuk. Tak lama setelahnya aku melihat sebuah cahaya kecil, berwujud api yang terbang kesana kemari.
Api kecil itu mengelilingiku, seakan-akan ia menyuruhku untuk mengikutinya. Aku berpikir sejenak, daripada sendirian dibangunan tua itu lebih baik mencoba mencari jalan keluar bukan? Aku bangkit dan mulai mengikuti api kecil tadi.
Aku berjalan ditengah gelapnya hutan, aku tak bisa melihat apa apa kecuali sinar dari api itu. Tapi mengapa aku bisa berada disini ? Apa aku tersesat, lalu dimana semua keluargaku. Memikirkan hal tersebut membuat aku tak fokus berjalan, aku tiba-tiba tersadar bahwa jarakku dan api kecil itu semakin jauh.
Aku mempercepat langkahku agar dapat menyusulnya. Aku tak memperhatikan jalan sehingga tersandung batu dan jatuh kesebuah lubang. Mulutku tertutup begitu rapat sehingga tidak dapat menjerit minta tolong. Lubang ini sangat dalam, kuharap saat sampai didasar tidak menyakitkan. Aku menutup wajahku dan memejamkan mataku, malangnya diriku tak tau apa yang harus aku lakukan sekarang.
"Ice?"
Sesorang memanggilku, perlahan kubuka mataku. Aku dapat melihat sosok anak perempuan berkacamata. Kacamatanya menutupi manik silvernya yang indah. Rambut coklat bergelombang, membuat ia begitu cantik. Tunggu sosok ini cukup familiar untukku.
"Ice apa kau baik-baik saja?" ucap sosok itu lagi, aku hanya menganggukan kepala. Masih berpikir bagaimana bisa aku sampai kemari, ruangan ini terdiri dari banyak meja dan kursi, dan ada papan menempel ditembok. Apa sekarang aku berada dikelas? Tapi bagaimana mungkin?
Kepalaku pusing, pandanganku mulai buram. Aku memegangi kepalaku dan memejamkan mata. Sosok dihadapanku panik ia mulai meneriaki namaku dan meminta tolong.
Aku membuka mataku lagi. Namun, sesuatu yang janggal terjadi. Sosok dihadapanku menghilang dan aku sudah berada diruangan lain. Suara orang tertawa menggema disana. Namun, tak lama kemudian suara amarah dipadu dengan suara isakan terdengar.
Dan anehnya suara-suara itu sangat familiar bagiku. Seseorang menepuk pundakku. Aku langsung menoleh kearahnya. "Apa kau tidak apa apa?"
"Memangnya aku kenapa?"
Sosok itu terkejut mendengar pertanyaanku. "Kau terluka parah."
Mataku terbelalak terkejut, aku menyentuh keningku yang dari tadi terasa berdenyut-denyut. Saat kulihat permukaan tanganku dipenuhi oleh cairan merah berbau anyir. Itu adalah darah, yang mengalir dari kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
❄✧.*𝔇𝔯𝔢𝔞𝔪 .*✧❄
Fanfiction*ੈ✩‧₊˚Dream Dalam kehidupan yang harmonis, kakak beradik Blaze dan Ice saling mendukung satu sama lain. Blaze adalah sosok yang enerjik, berbakat dalam olahraga, dan memiliki kemampuan sosial yang baik, sementara Ice adalah sosok rapuh yang tak diin...