❄' 𝙳𝚎𝚋𝚊𝚝.²²

49 14 2
                                    

༺𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 ❆ 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔༻

"Panas," keluh Solar saat kulitnya terpapar sinar matahari secara langsung. "Sudah diam berdiri saja," sargah Ice. Solar mendecih. "Kamu neduh enak, aku nya kepanasan." Ice menggunakan tubuh Solar sebagai tameng dari panasnya sinar matahari langsung.

"Diam bentar lagi kelar." Ice langsung membungkam Solar sebelum ia membantah. "Ugh sial." Solar kembali menghadap ke depan, jangan lupakan dengan wajahnya yang tertekuk tak karuan.

"Aku pingsan kau yang angkat lho ya?" goda Ice dengan maksud membujuk Solar. "Sekedar informasi ini kepanasan, tidak ada kaitannya dengan penyakitmu!" desis Solar dengan nada sedikit menyetak.

"Langsung saja kita mulai pengumuman juara paralel." Pembina upacara memberikan instruksi yang langsung diterima oleh pemimpin upacara. "Dua kali istirahat ditempat ... gerak!" Arahan diterima, semua anak duduk mengikuti arahan.

"Akhirnya." Langsung saja Ice melakukan peregangan kecil. "Masih panas tapi," keluh Solar. Wajar saja mau duduk ataupun dalam posisi siap sinar matahari masih saja mengenainya, dan parahnya yang ini langsung kearah matanya.

"Jangan mengeluh diam!" tegas Ice. "Ughhh!" Semakin merengutlah Solar.

Sekarang mereka mendengarkan pengumuman juara paralel, yang rata rata didapat oleh anak kelas A dan B, karena memang yang dibacakan hanya satu sampai lima. Mendengarnya Solar dan Ice seakan merinding sendiri, mendengar bagaimana pintarnya anak anak disana.

Yang membuat mereka tambah merinding adalah saat membayangkan bagaimana ketatnya persaingan disana. "Sekarang pengumuman anak berprestasi baru-baru ini."

"Akhirnya," ujar Solar senang. Pengunguman prestasi diberikan pada pembina. "Juara tiga karate tingkat kabupaten diraih oleh, Canza Queenesyah dari kelas IX-D." Semua orang yang ada disana bertepuk tangan dan bersorak semangat.

"Juara dua Bulu tangkis tingkat provinsi diraih oleh, Lilyana Putri dari kelas IX-C." Kali ini tak kalah riuhnya, tunggal putri dari sekolah berhasil mendapat perhargaan setinggi itu. "Juara harapan satu lomba storytelling tingkat kabupaten diraih oleh Dirga Aksara dari kelas VIII-I."

"Juara satu lomba voli tingkat provinsi diraih oleh Rezky Putra dari kelas VIII-J." Sepanjang pengumuman dibacakan sorak riuh dari peserta upacara selalu terdengar.

"Juara satu olimpiade MIPA tingkat kabupaten diraih oleh Aileen Cammelia Solar dari kelas VII-C." Reflek Ice memeluk Solar. Teman kelas mereka juga menjerit kegirangan. Dengan tangan yang masih berada di bahu Solar, Ice mendengarkan pengumuman selanjutnya.

"Juara 1 lomba Bahasa Inggris tingkat kabupaten diraih oleh Cheryl Lyn Ice dari kelas VIII-C." Lagi jeritan girang dari anak anak kelas mereka terdengar. "Dan yang terakhir, juara satu lomba kreasi robot antar sekolah diraih oleh Alexandria Ochobot Techno dari kelas VIII-C." Untuk kali ketiga hal yang sama kembali terjadi.

Sontak tiga pasang mata melihat kearah Ochobot yang ada dibarisan lain. Yang tak lain adalah Ice dan Solar, jangan lupa jika Solar memakai kacamata yang artinya ia punya pasang mata tambahan. "Kau tak pernah bercerita jika kau ikut."

"Soal itu memang sengaja," jawab Ochobot sembari menggaruk rambut pirangnya. "Bagi nama-nama juara paralel bisa maju ke depan untuk penyerahan piagam." Dengan cepat juara paralel dari kelas IX sampai kelas VIII menuju mimbar. Setelah diberikan piagam dan piala mereka turun dari mimbar. "Penyerahan piagam dan medali bagi siswa berprestasi."

Setelah penyerahan, mereka dibubarkan. Para siswa berprestasi tadi diarahkan untuk langsung menuju ruangan pemotretan. "Guys! Ayo foto, kita disuruh foto buat dokumentasi sekolah," ajak Solar antusias.

❄✧.*𝔇𝔯𝔢𝔞𝔪 .*✧❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang