❄'𝙻𝚎𝚕𝚊𝚑.²⁸

47 8 0
                                    

༺𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 ❆ 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔༻

Note :

Kembali ke masa sekarang, lanjutan dari kisah yang ada di Prolog.
Latar waktu : Ice SMA tahun terakhir, memasuki tahun ketiga Blaze tiada.

༺❆༻

Pagi hari tiba, Ice terbangun dari tidurnya. Ia baru tersadar jika masih berada di meja belajarnya. Nampaknya hujan kemarin turut menjadi lagu pengantar tidur untuknya. Tapi karena posisi tidurnya yang tidak benar, sekujur tubuhnya sakit.

Ice berusaha merenggangkan tubuhnya, berharap rasa pegal-pegal ini bisa berkurang. Tapi nyatanya itu tidak membuatnya semakin baik. Ia lupa jika sekujur tubuhnya masih dipenuhi luka sayat dan juga lebam. Rasanya semakin nyut.

Ice meringis, merutuki perbuatannya. Ini malah membuatnya sakit dan tidak bisa bergerak. Ayolah, hari ini ia harus bisa memaksimalkan waktu sebaik mungkin. Ada banyak tugas susulan yang harus ia kerjakan akibat kondisinya yang drop beberapa bulan lalu.

Punya kondisi sakit-sakitan dan fisik lemah sangat menyiksa Ice. Itu saja sudah membuatnya kesusahan, ditambah lagi dengan luka yang ia dapat hampir setiap hari. Sudah tiga tahun tapi masih belum juga berhenti. Ayolah apa mereka tak pernah belajar apa itu arti kehilangan?

Tiga tahun ia selalu pulang dengan tubuh terluka. Mereka lakukan itu hanya karena belum bisa mengikhlaskan kepergian Blaze tiga tahun silam. Yang benar saja! Semenjak ia bersekolah di SMA, Ice selalu saja kena hajar oleh fans terdahulu kakaknya. Belum lagi pembully setianya juga satu gedung dengannya.

Bagaimana dengan teman-teman Blaze yang waktu itu? Oh mereka sebenarnya masih kesal terhadap Ice, tapi penindasan mereka tidak separah dahulu kala. Beberapa fokus mengejar cita-cita, tapi sebagian lagi malah menjadi berandal. Tapi sama saja mereka semua saling berkomplot untuk melakukan semua ini pada Ice.

Terkadang Ice sendiri bingung, jika masih awal-awal kepergian Blaze itu wajar. Tapi ini terus berlanjut sampai tiga tahun. Apa mereka benar-benar menjadikan Ice sebagai samsak tinju mereka?

Sekarang malah lebih parah dari sebelumnya. Jika sebelumnya Ice pernah memukul mundur Clara lewat rekaman CCTV, maka sekarang sudah beda kondisi. Ice merasa jika ia bersekolah di tempat yang salah. Sistem keamanan disini benar-benar buruk! Bisa kalian bayangkan bagaimana sia-sianya Ice mengadu, mereka tak akan percaya. CCTV saja tidak di pasang.

Dunia seolah tidak berlaku adil baginya. Mau bagaimanapun ia berjuang, ia tetaplah gadis rapuh yang tidak akan bisa memberikan perlawanan yang sepadan. Baik dari dulu sampai saat ini.

༺❆༻

Ice mengurungkan niatnya untuk mengerjakan semua tugasnya. Maksudnya itu bisa di lain waktu, saat orangtuanya berada di rumah, atau usai pulang sekolah. Namun, yang satu ini tidak akan bisa dilakukannya dengan bebas.

Ice mengunjungi makam milik kakaknya, Blaze. Sekalian berkunjung ke makam kakek dan neneknya. Terakhir kali ia kemari tiga bulan yang lalu. Setiap kali orangtuanya mengunjungi makam ketiganya, Ice tidak diperbolehkan ikut. Ia juga tidak punya waktu untuk sekedar mampir kemari.

Hidup Ice belum lepas sepenuhnya dari kekangan mereka. Pulang larut sedikit, bisa-bisa ia sudah dikunci diluar. Setiap ada mereka Ice tidak akan bisa keluar rumah, kecuali benar-benar mendesak seperti kerja kelompok. Itupun harus temannya yang bilang agar tidak disangka Ice bohong. Miris, tapi itulah faktanya.

Ice menaruh buket bunga di makam ketiganya. Jaraknya tidak terlalu jauh, makam nenek dan kakeknya bersebelahan sedangkan makam Blaze ada di utara dua makam tersebut. Ice diam saat sampai makam Blaze. Ia mengelus nisan milik kakaknya.

❄✧.*𝔇𝔯𝔢𝔞𝔪 .*✧❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang