❄' 𝙷𝚊𝚛𝚖𝚘𝚗𝚒.²

229 24 4
                                    

༺𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 ❆ 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔༻

Untung saja, Mr Eclipse dapat segera menangani luka pada tangan Blaze. Dikarenakan tanaman yang menggigit Blaze adalah hasil dari tanaman yang tidak sengaja mendapatkan zat asing, maka apabila luka akibat gigitannya akan menimbulkan efek atau infeksi. Mr Eclipse memberikan Blaze obat untuk menghambat rasa nyeri yang timbul akibat gigitan tersebut.

Sama seperti efek obat pada umumnya, obat yang diberikan Mr Eclipse menimbulkan rasa kantuk. Sekarang obat itu mulai bereaksi dalam tubuh Blaze. Itu menyebabkan ia mengalami rasa kantuk yang luar biasa. Tuan Eclipse langsung mengantarkan Blaze ke rumahnya.

Setelah mengobati luka Blaze, Mr Eclipse sedikit memarahi anaknya, Thorn. Karena membawa bawa tanaman yang hidup karena zat asing. Mr Eclipse khawatir jika sampai ada yang tergigit seperti tadi, akan menimbulkan efek yang lebih parah.

Thorn juga menyadari kesalahannya, karena memang ia tipikal anak yang jika ia dimarahi tidak membantah dan mencari cari letak kesalahannya. Mr Eclipse langsung mengantar Blaze menggunakan mobil karena jika diantarkan menggunakan sepeda, ia akan terus oleng. Sesampainya di rumah Blaze, Mr Eclipse langsung meminta maaf akibat kejadian tersebut. Ia juga memberikan obat jika tangan Blaze terasa sakit.

Orangtua Blaze juga meminta maaf atas kecerobohan anak mereka serta berterimakasih karena mau mengantar Blaze pulang. Blaze tidak dimasukan ke sekolah selama beberapa hari. Orangtua Blaze takut jika Blaze rewel di sekolah maka dari itu mereka memilih pilihan ini.

༺❆༻

Hari ini aku belum diizinkan untuk masuk sekolah. Kata mama kondisi tanganku bisa nyeri kapan saja. Jadi daripada sakit di sekolah mending di rumah. Walau tak dapat bersekolah, tapi tidak apa-apa, aku bisa bermain dengan Ice. Namun, satu masalah ia sedang tertidur di ruang keluarga.

"Ice bangun!" panggilku. Ice tetap tidur seakan akan ia tidak mengengar bahwa aku memanggilnya. "Ice!" Aku memanggilnya sekali lagi. Berharap agar ia bangun. Namun, nihil hasilnya ia tetap tidur dengan damainya di sofa ruang tamu. Aku ingin mengajaknya main bola, tapi ia tidak kunjung bangun. Sabar Blaze sabar, ingat Ice itu adikmu.

Aku tak kehabisan ide, aku menyentuh pipi Ice dan mulai memainkannya. Bahkan ia tidak terusik. Sebuah Ide terlintas di benakku, aku tau caranya membangunkan anak ini.

"Oh Icy~"

"Bangun nggak?"

"Bangun dong, nanti kakak beliin es krim deh." Seketika ia terbangun, membenarkan posisi duduk nya pada kursi. Kalau dengar es krim aja langsung bangun, adik siapa sih? Oh adikku.

"Beneran, Kak?" tanya Ice penuh harap, jangan lupakan matanya yang berbinar-binar. "Tentu saja ... tidak," jawabku, aku memberi jeda disaat aku menjawab pertanyaan Ice. Saat ia tahu jawabanku, seketika ia melempar lirikan tajam. Maafkan aku Ice, tapi jika bukan dengan cara ini kau tidak akan bangun. Dan aku sedang dilanda kebosanan.

"Oh, yaudah Icy tidur lagi," balasnya, lalu bersiap tidur kembali. "Ah iya iya Kakak belikan!" ucapku panik, membangunkannya susah. Eh malah mau ditinggal tidur lagi. "Lima ya, Kak," ucapnya sambil mengacungkan tangan dan membuka telapak tangannya.

"Hah?! nggak lah, satu aja kamu masih kecil gak boleh banyak banyak!" tolakku. Bahaya kalau dia pilek gara-gara es. "Hoaaammm, Ice tidur lagi yaa," ancam Ice. "Baiklahh, cepat bangun dan ganti baju!"

Senyum kemenangan terukir diwajahnya, ia segera menuju kamarnya. Aku menuju kearah dapur dan meminta izin mama. "Ma, aku dan Ice pergi ke toko sebelah ya." Mama segera berdiri dan menghampiriku. "Ya ampun, mau keluar masa pakai baju kayak begini, dan lagi kamu juga belum mandi. Mandi dulu sana!" tegur Mama.

❄✧.*𝔇𝔯𝔢𝔞𝔪 .*✧❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang