❄' 𝚁𝚊𝚑𝚊𝚜𝚒𝚊.⁸

78 13 0
                                    

༺𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 ❆ 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔༻

"Nenek!" girang Ice saat mengetahui nenek dan kakeknya berkunjung. "Ehh tunggu disana, nenek yang peluk jangan turun," peringat Mrs Snow, karena cucunya hampir saja melompat dari ranjangnya. "Hehehe, maaf, Nek. Habisnya Ice kangen," ucap Ice lalu memeluk Mrs Snow yang sudah berada disampingnya.

"Nenek juga kangen sama Ice."

"Jadi Ice aja yang dipeluk? Blaze nggak?" ujar Blaze cemburu. Dari tadi neneknya terus menanyakan tentang kondisi Ice, malah sekarang ia seolah olah dilupakan. "Biarin, kan Ice sakit," ucap Ice sekenanya. Namun berhasil membuat Blaze buang muka darinya.

"Sudah-sudah, sini Nenek peluk," ucap Mrs Snow menengahi percakapan kakak adik tersebut. "Gitu dong!" Blaze turut memeluk neneknya. Mrs Snow dan Blaze duduk dikursi. "Duhh, kenapa cucu nenek? Kayaknya baru aja masuk rumah sakit. Kenapa sudah disini lagi?" tanya Mrs Snow pada Ice.

"Itu karena Ice bandel, Nek, sudah sakit selama semingguan terus maksain masuk sekolah," sahut Blaze. "Lalu kenapa nggak Blaze cegah?" tanya Mrs Snow. "Sudah Blaze larang, katanya pelajaran olahraganya hanya ulangan. Eh ternyata praktik lari. Nafasnya nggak kuat terus pusing akhirnya pingsan," terang Blaze.

"Nah, ini juga jadi pelajaran buat Ice. Kalau Kakak atau mama menasehati Ice didengarkan dan dilaksanakan. Juga kalau Ice merasa nggak kuat jangan dipaksa. Sekolah penting tapi kesehatan Ice jauh lebih penting," tutur Mrs Snow sambil mengelus-elus kepala Ice. "Iya, Nek, Ice salah. Maafin Ice ya, Nek, Kak."

"Iya."

༺❆༻

Sehari setelah Mrs Snow berkunjung, Ice diperbolehkan pulang. Tentunya ini memberikan kesenangan tersendiri bagi keluarganya. Sesampainya dirumah Ice disambut hangat oleh Mrs Snow dan Blaze. Mereka tidak ikut menjemput Ice karena pada saat itu Blaze baru saja pulang dari sekolahnya.

"Akhirnya kau pulang Ice, nggak bosan nginep dirumah sakit?" tanya Blaze. Ice menatap kakaknya. "Kalau mau tau silahkan rasakan sendiri sana," ujarnya.

"Jahat ih," dengkus kakaknya.

"Lho kan kakak tanya gimana rasanya di rumah sakit, nanti kalau Ice jelasin nggak akan paham, mangkanya rasakan saja sendiri," jelas Ice. Kakaknya menganggap pemikiran adiknya sangat jauh diatasnya. Oh ia juga menyangkut pautkannya dengan prestasi Ice disekolah.

Padahal belum diketahui dengan pasti jawaban yang dikatakan Ice memang benar begitu, atau hanya menjadi alasan karena ia malas menjawab pertanyaan kakaknya.

Fakta mengenai penyakit asma yang di derita Ice sangat mengejutkan bagi keluarganya. Hal itu dikarenakan setau mereka tidak ada yang mengidap penyakit itu. Jadi tidak mungkin itu penyakit turunan dari mereka.

Sejauh ini yang dapat dokter sampaikan pada mereka hanya kabar mengenai bronkus milik Ice yang terinfeksi akibat bakteri. Dan berdasar pengamatan lebih lanjut kemungkinan besar bakteri itu berasal dari debu-debu sekitar atau asap rokok.

Selain fakta mengenai asma yang diderita Ice, dokter juga mendapati suatu hal tentang kondisi fisik dan kesehatan Ice. Berdasar pemeriksaan yang dilakukan menujukkan hasil bahwa kondisi fisik dan kesehatan Ice itu lemah. Jadi ia sangat rentan terkena penyakit.

Pernyataan itu menjawab pertanyaan mengapa Ice selalu tertidur jika ia lelah. Sebenarnya sangat disayangkan, karena Ice memiliki bakat, minat dan potensi yang besar. Namun tidak dapat ia maksimalkan karena kondisinya.

༺❆༻

"Dahh Ice," ucapku sambil melambaikan tanganku pada Ice. Ia tersenyum dan melambaikan tangannya lalu dengan cepat memasuki kelasnya. Ice kembali masuk kesekolah hari ini, keadaanya sudah membaik dan juga ia terus menerus memaksa mama agar mengizinkannya pergi kesekolah. Katanya jika ia tidak segera masuk maka tugas yang harus ia selesaikan akan menggunung. Padahal tinggal di jejerin biar nggak menggunung. 

❄✧.*𝔇𝔯𝔢𝔞𝔪 .*✧❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang