༺𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 ❆ 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔༻
"Karyawisata?" ulangku. Tadinya aku sedang membaca buku di kelas, tiba-tiba Solar datang dan mengatakan bahwa sekolah mengadakan karyawisata. "Iya, ini kan sudah jadi jadwal tahunan sekolah."
Begitukah? Aku juga tidak terlalu ingat akan hal itu. Tapi memang di setiap sekolah, akan mengadakan karyawisata di jenjang terakhirnya. Aku melewatkan kesempatan itu saat masih di bangku SMP. "Aku lupa akan hal itu."
"Ya, selagi menunggu persiapan masuk kuliah, sekolah mengadakan ini." Sekolah kami sudah tamat. Ujian sudah selesai dilakukan, kami hanya tinggal menunggu kelulusan. Hari ini masukpun hanya untuk formalitas.
"Mulai kapan pembayarannya?" Solar melihat kembali selembaran yang ia dapat. "Besok." Aku mengangguk, kurasa nanti aku harus pergi ke bank untuk ini. "Baiklah, akan ku persiapkan itu."
Terdengar samar-samar percakapan murid lain. Mereka sangat antusias sebab katanya karyawisata ini diadakan di luar kota. Mereka juga antusias tentang menginap di sana. Tunggu dulu ... "Kita juga menginap di sana?"
"Kau pikir ini apa? Tentu saja kita menginap! Untuk satu malam lalu lanjut keliling dan pulang," jelas Solar. Mendengarnya saja membuatku lelah, kukira ini hanya seperti jalan-jalan biasa. "Melelahkan aku tidak jadi ikut."
"Hei mana boleh begitu!" Aku menatapnya, raut wajah menyebalkan itu. "Boleh, " sangkalku. "Saat perjalanan pulang kita akan singgah ke sungai yang ingin kau kunjungi itu." Mendengar hal itu, aku langsung mempertimbangkan ulang pilihanku.
Dalam mimpiku baru-baru ini, aku selalu ditempatkan di danau. Dengan latar yang berbeda, tapi tetap pada satu tempat. Setelah kucari lebih dalam, ternyata itu adalah sungai di sekitar sini. Kalau tidak salah namanya, Lunaire River. Entah mengapa aku juga sangat ingin mengunjunginya. "Begitu ya?"
"Aku akan ikut."
༺❆༻
"Entah kenapa saat yang lain bergembira ada berita menginap, aku malah tidak tertarik," ujarku dengan raut wajah datar. Sama halnya dengan Ochobot yang berada disampingku. Kami jadi teman sekamar, memang benar pembagiannya acak. Tapi kenapa harus selalu dengan mereka? "Itu karena kita sering melakukannya."
Berbeda dengan Solar, yang sedari tadi terlihat sangat antusias tentang karyawisata ini. "Hei! Berhenti mengeluh, nikmati saja. Anggap saja ini sebagai momen sebelum kita menempuh jalan masing-masing!" Itu memang benar, setelah kami lulus bisa saja semuanya tak lagi sama. Tak akan ada waktu untuk momen seperti ini. Tapi lain ceritanya denganku. "Tidak untukku, kau tetap kuliah bersamaku."
Solar menerjap. "Oh kau benar!" ujarnya setelah otaknya terkoneksi kembali. Entahlah padahal dulu dia yang sangat ingin aku kuliah bersamanya. Padahal saat itu aku juga belum bisa membayangkan bisa bertahan sampai saat ini.
"Aduh, Cho! Kau pasti akan rindu dengan aku yang cantik menawan ini~" ujar Solar yang tiba-tiba sudah merangkul Ochobot. "Gak sudi, aku palingan kangen masterku," ujarnya. Yah, itu hanya candaan semata. Ochobot akan rindu menjadi partner Solar. Mereka berdua punya kesamaan dibidang merakit dan meramu.
"Untuk sekarang, kau mau kemana?" tanyaku. Untuk menghentikan adu mulut Solar dan Ochobot. Aku tidak mau barang-barang disini menjadi korban karena mereka. Terakhir kali mereka seperti ini, gelas milik Ochobot pecah. Aduh, aku yang panik nanti malah dikiranya kdrt- padahal gelasnya kesenggol sendal Solar.
"Aku masih belum memutuskannya." Aku paham, dulunya ia ingin kembali ke negara asalnya. Namun, untuk semua itu ia juga harus memikirkannya matang-matang. "Bagaimana dengan kalian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
❄✧.*𝔇𝔯𝔢𝔞𝔪 .*✧❄
Fiksi Penggemar*ੈ✩‧₊˚Dream Dalam kehidupan yang harmonis, kakak beradik Blaze dan Ice saling mendukung satu sama lain. Blaze adalah sosok yang enerjik, berbakat dalam olahraga, dan memiliki kemampuan sosial yang baik, sementara Ice adalah sosok rapuh yang tak diin...