❄' 𝚃𝚎𝚖𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚛𝚞.¹³

55 13 9
                                    

༺𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 ❆ 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔༻

Ice gadis cilik mungil nan imut yang kita kenal, kini sudah berubah menjadi remaja berparas ayu. Ia sudah lulus dari sekolah dasar dan pada tahun ini duduk dikelas VII. Dengan banyaknya prestasi dan penghargaan olimpiade semasa ia di sekolah dasar dulu memudahkannya untuk masuk disekolah favorit.

Tak tupa juga ia akan selalu bersama dengan Solar, karena mereka adalah partner. Dengan artian mereka adalah unggulan dari sekolah dasar mereka. Sekolah merekomendasikan sekolah menengah pertama untuk mereka. Tentunya mereka mau bersekolah disana, karena memang mereka berdua sulit bersosialisasi.

Hanya beberapa siswa yang dapat masuk dalam sekolah itu. Memang seleksinya ketat. Namun, itu juga tidak menurup kemungkinan ia bebas dari korban bully, karena salah satu diantara mereka juga bersekolah disana. Mengapa demikian? Dalam sistem pendaftaran sekolah juga menerima anak dari jalur-jalur tertentu. Contohnya jalur pekerjaan orangtua pegawai negeri. Dulunya ibu dari anak itu mengajar di sekolah lama Ice dan Solar. Maka dari itu ia bisa masuk ke sana. Intinya seperti itu.

Meski kelas mereka berbeda, tapi itu juga tidak menutup kemungkinan ia terbebas dari gangguannya. Anak itu sangat pintar dalam bermain peran atau berpura-pura. Terkadang itu juga menarik empati siswa untuk menolongnya. Pada akhirnya bergabung dengan perkumpulannya. Setelah itu mereka akan mengganggu Ice bersama-sama.

Ice lulus dengan nilai yang berada diatas rata-rata. Namun, sayangnya ia mendapat peringkat kedua, karena nilainya berjarak nol koma dari Solar. Padahal sedikit lagi ia sudah bisa mengalahkannya.

Ice gigit jari karena geram dengan nilainya, padahal sedikit lagi ia pasti bisa mendapat peringkat pertama. Ia bahkan mengamuk sepulang dari mengambil rapor. Kakaknya sampai kewalahan untuk menenangkannya, sedangkan Solar malah menjadi-jadi. Solar mengatakan bahwa Ice belum beruntung.

Tapi akhirnya Ice berhasil ditenangkan. Dengan keadaan jantung yang berdegup kencang. Jaraknya hanya nol koma, bisa saja ia dimarahi dengan parah.

Ia hanya bisa pasrah menerima kenyataan yang akan ia terima nanti. Usaha untuk mencapai nilai setinggi itu sangatlah berat. Contohnya ia harus berkutat dibalik benteng buku guna mempersiapkan ujian-ujian dan try out yang akan diujikan.

Merelakan sebagian besar waktu istirahatnya guna mencapai prestasi setinggi itu. Ice sempat drop karena terlalu memaksakan dirinya. Penyakitnya menjadi salah satu faktor mengapa ia jarang bisa memaksimalkan usahanya.

Faktor lain yang membuat ia tidak dapat berusaha dengan maksimal adalah tekanan yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Bekerja dibawah tekanan itu sangat sulit.

Dituntut untuk menjadi sempurna tanpa ada yang membimbing. Dituntut menjadi sempurna untuk menyembunyikan kekurangannya. Dituntut sempurna demi ketenaran orang tua.

Ia lelah dengan semua itu. Ingin terbebas dengan semua tuntutan itu. Namun ia tak bisa.

༺❆༻

"Aku tidak menyangka akan seberat ini," keluh Solar meratapi nasibnya. Nilai ulangan hariannya bisa dibilang sangat rendah dikelasnya. Nilainya delapanpuluh lima, sedangkan nilai tertinggi dikelasnya sembilanpuluh delapan. Nilai sembilanpuluh kebawah itu sudah masuk dalam kategori rendah dikelasnya.

Mungkin karena saat ini mereka duduk dibangku sekolah yang mencakup siswa siswi ber-IQ tinggi. Padahal mungkin disekolah lain nilai tertingginya hanya delapanpuluh lima ke atas. "Memang kau kira segampang saat SD untuk meraih nilai tertinggi?" tanya Ice heran.

"Ingat Solar, sekolah ini dipenuhi dengan banyak anak berbakat dan berprestasi. Lengah sedikit saja bisa saja kita ada diposisi bawah," peringat Ice diselingi dengan sedikit nasehatnya.

❄✧.*𝔇𝔯𝔢𝔞𝔪 .*✧❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang