(15) Oma Lampir

1.8K 282 3
                                    

Jay hampir gila. Sumpah. Rasanya sebentar lagi dia akan menjadi orang gila kala tidak bisa menemukan putranya di mana pun. Dia sudah memutari rumah, bertanya kepada para tetangga apakah mereka melihat Jungwon atau tidak, bahkan dia juga pergi ke warung di mana Jungwon biasanya membeli makanan ringan. Namun, hasilnya nihil. Dia tidak menemukan Jungwon sama sekali.

Tubuhnya yang terasa lemas, pun juga kepalanya yang begitu berat dia abaikan. Fokusnya saat ini hanyalah Jungwon, Jungwon dan Jungwon.

Jay tahu benar bagaimana ibunya itu. Ibu yang seharusnya akan menjadi seorang nenek yang baik bagi Jungwon itu kenyataannya tidak seperti yang dibayangkan. Wanita itu iblis. Sifatnya sama seperti iblis. Tidak punya hati dan akan berlaku semaunya, sesukanya dan termasuk orang yang akan melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Dulu sekali, ibunya itu pernah hampir membunuh Jungwon yang baru berusia dua bulan kala Jay sedang tertidur. Beruntungnya hal itu segera digagalkan kala Jay terbangun karena mendengar suara tangisan putranya yang menangis keras. Kalau saja Jungwon tidak menangis saat itu, kemungkinan Jay telah kehilangan putranya itu untuk selamanya.

Wanita gila itu juga pernah menyuruh orang untuk menculik Jungwon dan beruntungnya dapat digagalkan oleh para tetangga Jay saat itu. Usia Jungwon baru satu tahun. Putranya itu termasuk yang mudah sekali dekat dengan orang lain, makanya dia menurut saja saat ada orang yang berniat menggendong dan membawanya.

Jay patut bersyukur saat itu dia memiliki para tetangga yang cukup peka dan peduli. Terlebih saat melihat putra dari Jay itu digendong oleh orang asing yang tampak mencurigakan saat bocah itu sedang bermain di halaman rumah. Hingga pada akhirnya, aksi penculikan itu dapat digagalkan.

Lelaki 25 tahun itu sudah dapat menebak jika hal seperti ini pasti terjadi atas campur tangan ibunya sendiri. Apalagi dengan keberadaan keluarga Park yang memiliki banyak koneksi di mana-mana membuat semuanya menjadi terlihat mudah. Namun, tentunya Jay tidak akan diam saja. Mungkin dia terlihat tidak akan membalas perbuatan keluarga terutama ibunya itu sebab dia tidak melakukannya secara terang-terangan.

Percayalah, Jay sekarang benar-benar membenci keluarganya sendiri. Persetan jika dirinya dianggap sebagai anak durhaka. Karena yang jelas, dia akan melakukan apa pun demi melindungi putranya, Jungwon.

"Oh, Nak Jungwon?" Seorang Satpam yang ditanyai oleh Jay perihal keberadaan Jungwon, tampak mengingat-ingat kejadian beberapa waktu lalu. "Seingat saya, Nak Jungwon lewat sini pakai sepedanya. Tapi habis itu, saya belum ada lihat dia pulang."

Omong-omong, Satpam bernama Han Jeong Yeop itu bekerja di sebuah kantor pemerintahan yang letaknya tak jauh dari kompleks perumahan Jay. Dia mengenal Jungwon karena baik Jay dan putranya itu cukup sering bersepeda sore hari--ketika tidak sibuk--dan menyapa orang-orang yang dilewati.

Jungwon itu terbilang ramah. Dia sering sekali menyapa orang-orang yang ditemuinya dengan nada riang, seperti yang selalu Jay ajarkan kepadanya. Mengingat itu, seketika dada Jay terasa sesak.

Dia benar-benar merasa khawatir kepada keselamatan sang putra. Jay sudah tak lagi peduli apa yang akan dilakukan oleh sang ibu di rumahnya--sebab ia meninggalkan wanita iblis itu di sana sendirian--karena yang jelas, keselamatan sang putra lebih penting.

Jay mencoba untuk menghubungi beberapa orang suruhannya untuk mencari keberadaan Jungwon. Kalang kabut ia sejak tadi. Mondar-mandir seperti orang putus asa yang kehilangan hidupnya, sampai akhirnya dering telepon membuatnya tersentak dari keterpukuran untuk sementara.

Nama Jake tertera di layar ponselnya sebagai penelepon. Tanpa membuang waktu, ia segera menjawab telepon itu. Berharap dengan berbicara dengan Jake, sahabatnya itu bisa membantunya untuk menemukan Jungwon.

(NOT) Just Papa and Me! [JayWon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang