(17) Suara Hati Papa Jay

1.8K 268 18
                                    

Dasarnya anak Park Jongseong alias Jay, kebiasaan Jungwon yang tidak patut dicontoh adalah pamer. Iya, biar begitu, Jungwon hobi pamer, lho. Walaupun taraf pamernya masih dalam batas wajar, sih.

Seperti contohnya ketika dibawakan pakaian baru oleh Om Sunghoon, Jungwon langsung heboh pamer kepada ayahnya, Om Heeseung, Om Jake, bahkan Nenek dan Kakek Shim. Atau-atau, saat Om Jake membelikannya mainan terbaru, padahal kalau dipikir-pikir lagi, ayahnya, kan, memiliki perusahaan mainan sendiri. Lalu, kenapa Om Jake-nya itu hobi sekali membelikannya mainan merek lain?

Waktu itu, Jungwon pernah bertanya kepada Om Jake perihal itu, dan Om Jake-nya itu menjawab kalau dia membelikan Jungwon mainan karena hobi. Sumpah, deh, Jungwon sampai heran dibuatnya. Kok, ada, ya, hobi seperti Om Jake itu?

"Ih, Snowy! Jangan dimakan semua makanannya! Bagi-bagi sama yang lain, dong!"

Pagi-pagi, Jungwon sudah mengomeli perliharaan ikannya yang baru saja ia berikan pakan khusus ikan kecil. Niatnya, sih, supaya semua ikannya bisa makan dengan baik dan akhirnya menjadi cepat besar, tetapi ternyata, salah satu ikannya terlihat lebih tamak daripada yang lain. Makanya, putra dari Jay itu sudah sibuk mengomelinya karena sebal.

"Snowy, nggak boleh gitu, ya. Nanti Wonie aduin ke Papa!" ancamnya kepada ikan yang tidak berdosa itu. Namun, pada akhirnya ia memberikan pakan ikan lagi yang jauh lebih banyak sampai terlihat mengambang memenuhi permukaan air. "Awas ya, kalo Snowy masih tamak. Nanti nggak Wonie kasih makan, lho."

Rencananya, siang ini kedua temannya akan datang berkunjung. Jungwon sudah mengirimkan pesan kepada Sunoo dan Ni-Ki yang masing-masing sudah memiliki ponsel masing-masing lewat tab miliknya. Iya, Papa Jay masih belum mengizinkan Jungwon memiliki ponsel sendiri. Takut jika anaknya itu malah lebih banyak menghabiskan waktu bermain ponsel.

Beruntungnya, Jungwon jarang protes. Ya, paling terkadang dia hanya iri ketika melihat teman-temannya memiliki ponsel sendiri dan memainkannya dengan bebas, sementara dirinya tidak. Akan tetapi, Jay selalu saja punya cara untuk membujuk putra tunggalnya itu. Salah satunya ya, mengiming-imingi Jungwon berbagai jajanan yang disukainya dan juga tentunya mainan.

Bukan Park Jungwon kalau tidak mudah luluh dengan yang namanya makanan dan mainan.

"Wonie." Jay yang sedang memasak sarapan--nasi goreng dan telur rebus yang dimasak dengan kecap--memanggil nama putranya saat melihat Jungwon datang dan duduk di meja makan sambil melipat kedua tangan di atas meja. Mendengar panggilan sang ayah, Jungwon berdeham sebagai jawaban.

"Ikan-ikannya sudah dikasih makan, Nak?" tanya Jay lagi. Jungwon mengangguk sebagai jawaban, padahal dia sudah tahu kalau ayahnya tidak melihat anggukan kepalanya itu.

"Sudah, Pa," jawabnya kemudian kala sang ayah tidak memberikan respons lanjutan. "Tapi Papa, Snowy tamak banget tahu, Pa. Masa semuanya dimakan sama dia. Nggak bagi-bagi sama yang lain! Wonie sebel tahu, Pa, liatnya."

Jay mematikan kompor, kemudian memindahkan nasi goreng untuknya dan Jungwon ke dalam piring. "Berarti nanti, Wonie harus kasih makanan yang lebih banyak," ujarnya. "Biar nggak rebutan."

"Ung. Nanti Wonie kasih semuanya aja ya, Pa? Tumpahin ke tempat--"

"Ya enggak ditumpahin semua juga, dong, Nak." Jay menyunggingkan senyum pahit. Bayangkan saja, pakan ikan yang masih banyak itu dituangkan semua ke dalam bowl akuarium yang ukurannya tidak begitu besar. Yang ada, bukannya kenyang, ikan di dalamnya malah mati karena tidak ada air.

Dahi Jungwon berkerut samar mendengar penuturan sang ayah, sambil menerima piring nasi goreng yang baru saja diletakkan di hadapannya. "Memangnya kenapa, Pa? Kenapa nggak boleh ditumpahin semua?"

(NOT) Just Papa and Me! [JayWon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang