8. Pertemuan

371 81 363
                                    

HAPPY READING

***

"GIOOO!!! SEMANGAT LO SETAN! KELUARIN SEMUA JURUS KHADAM LO!!" teriak Restu dari tribun penonton paling depan. Cowok itu mengangkat tinggi-tinggi spanduk bertuliskan ♡ GIO SAYANG ♡ di iringi senyuman laknat, yang membuat Gio yang berada di pinggir lapangan sana merasa malu akibat ulah sohib nya itu.

Gio membuang wajahnya ke arah lain. Dia terlalu malu menganggap Restu sahabatnya. Apalagi melihat spanduk yang di bawanya.

"Bro, itu temen lo?" tanya seorang cowok dengan heandband hitam yang melilit di dahinya.

Dia adalah lawan Gio sekarang, namanya Erik Marvelion. Anak SMA Nusbang 01 yang katanya paling ganteng, tajir melintir.

Gio melirik sekilas Erik yang tengah menatap ke arah Restu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran,"Bukan. Dia cuman gembel yang gak sengaja kebawa," jawabnya tak acuh.

Erik menolehkan kepalanya lalu terkekeh pelan memukul pundak Gio,"Bisa aja lo."

Gio mendelikan matanya sinis ke arah Erik,"Ketawa gak usah nampol, njing! Kayak cewek lo." sinisnya srara mengusap pundaknya pelan.

Erik menghentikan tawanya,"Aelah cuman di geplak dikit doang. Btw, hari ini kita tanding ada taruhannya gak neh?"

Gio mengeryitkan dahinya bingung,"Harus?"

Erik mengangguk,"Haruslah, kalau enggak taruhan enggak epik banget. Taruhan duit kek, cewek juga boleh deh, kebetulan gue baru putus kemarin."

Gio terdiam sejenak,"Gue gak ada ide buat taruhan kayak gitu. Terserah deh, menurut lo bagusnya kayak gimana?"

Erik berpikir sebentar sambil melirik kesana kemari, memikirkan taruhan yang tepat untuknya dan Gio. Hingga tiba-tiba sebuah kumpulan cewek berpakaian Cheerleader berkumpul di tengah tengah lapangan, berhasil menyita netra pandang Erik.

"Gimana kalau taruhannya cewek?" tanyanya meminta persetujuan Gio.

Gio menaikan sebelah alisnya lalu menggidikan bahunya tanda terserah,"Of course, gue setuju aja."

Erik menyunggingkan senyumnya. Tangannya terulur menunjuk salah satu gadis di antara 5 orang cheerleader yang berkumpul di tengah lapangan.

"Lo liat cewek ponian itu?"

Gio mengikuti arah tunjuk Erik. Matanya menyipit menatap satu persatu gadis itu,"Yang ponian ada tiga, lo mau taruhan tiga cewek sekaligus? Kalau gue mah ogah, gue bukan playboy soalnya."

Erik memutarkan bola matanya jengah,"Enggak tiga cewek juga lah. Gue cuman nunjuk noh yang mukanya polos lagi nyengir-nyengir sama temennya, ponian, terus pipinya agak tembeb." jelasnya kembali menunjuk gadis yang di maksud.

Gio mengikuti arah tunjuk Erik. Seketika melotot saat jari telunjuk Erik menunjuk ke arah Chika, gebetannya. Kalau udah gini Gio kudu ottoke? Mau priositasin yang mana dulu? Gebetan apa taruhan? Secara dia lebih cinta mati sama basket di bandingkan cewek mana pun, kecuali buat Chika yang beberapa hari ini masuk tanpa permisi ke kehidupannya.

"Jadi, gimana? Setuju gak nih?" tanya Erik.

"Gak ada cewek lain broo? Yang mana kek gitu...,"

GESTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang