23. Penghuni Baru Rumah

103 24 176
                                    

HAPPY READING

****

"Lo Sansilk kan?"

Gesta menunjuk wajah perempuan dihadapannya dengan tatapan memincing. Sepertinya iya, dia orang yang dulu pernah di jodohkan ayahnya dengan dia. Kok bisa sih dia ada disini? Bukannya kata ayahnya Si Sansilk ini sekolahnya di SMA Jaya Parna 03.

"Loh Kak Gesta, ya? Maaf Kak, tapi nama aku Sesil bukan Sansilk," ralat Sesil disertai senyuman manisnya.

Gesta menaikan sebelah alisnya,"Lo ngapain ada disini?"

Sesil menatap Gesta yang jauh lebih tinggi darinya dengan sedikit mendongak,"Aku udah sekolah disini dari 5 hari yang lalu. Soalnya Papah lagi bangun proyek apartemen 20 lantai di kawasan sini, Kak," jelasnya.

"Oh. Nih bola, lo. Lain kali hati-hati," Gesta melemparkan bola nya ke arah Sesil dengan tak acuh. Beruntung dengan segera Sesil menangkapnya. Cowok itu kembali melanjutkan jalannya tanpa peduli ada Sesil yang diam-diam mengikutinya dibelakang.

"Eumm Kak, aku boleh nanya gak?"

Gesta menaikan sebelah alisnya seolah bertanya 'Apa'.

"Eumm itu loh soal perjodohan kita itu. Kenapa kakak batalin, ya?"

Gesta menghentikan langkah kakinya. Ia menolehkan kepalanya ke arah Sesil dengan raut wajah bingung yang tidak terlalu kentara,"Bukannya bokap lo yang batalin? Katanya gue gak sopan,"

"Papah enggak batalin kok. Justru Om Richard, yang bilang kalau perjodohannya batal dan terus mau bayar hutangnya sama Papah,"

Gesta menggidikan bahunya,"Ya mana gue tahu."

Sesil hanya menganggukan kepalanya paham,"Oh ya, denger-denger Kakak habis kecelakaan, ya?"

"Iya."

Hening.

Gesta dan Sesil sama-sama terdiam. Antara Sesil yang bingung mau memutuskan pembicaraan seperti apa. Dan Gesta yang nampaknya masih betah diam menatap Sesil dengan datar.

"Kak, kalau boleh tahu kak gesta eskul apa, ya?" tanya Sesil ragu.

"Voli,"

Sesil kembali mendongak menatap Gesta. Seketika matanya berbinar saat mendengar bahwa cowok dihadapannya satu eskul yang sama dengannya.

"Serius Kak?! Aku mau dong masuk voli! Kemarin-kemarin aku udah daftar sama Kak Yuda, tapi Kak Yuda bilang harus daftar sama ketua club voli nya langsung. Aku gak tahu ketua club voli nya siapa. Kakak tahu gak?" tanya Sesil antusias.

"Gue,"

Sesil mengeryitkan dahinya tidak mengerti,"Kakak ketua club voli nya?"

"Hmm,"

"Wah! Kebetulan kalau gitu aku mau daftar kak! Aku disini gak ada eskul. Gak seru kalau sekolah tapi gak masuk eskul apa-apa. Syarat daftarnya gimana, kak?"

Gesta menghela nafasnya pelan,"Lo udah ikut seleksi sama Bang Yuda?"

Sesil menggeleng,"Belum. Kan aku di tolak sama Kak Yuda, katanya aku suruh kirim dulu data, asal sekolah, ke ketua club voli nya,"

GESTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang