35. Otw Lamaran

167 19 156
                                        

HAPPY READING

***

Brakh

"ASSALAMUALAIKUM PAPAH, GESTA BACK HOーEh?" Gesta sontak menghentikan langkah kakinya saat melihat ada seorang cowok berhoodie hitam dengan kolor abu-abu motif bunga-bunga merah. Sedang duduk di sofa ruang tamu, seraya memakam kue nasar sisa.

Kepalanya memiring untuk melihat lebih detail cowok yang sedang duduk disana,"Papah sekarang beneran punya selingkuhan baby boy?" monolognya.

Merasa ada suara lain yang tak jauh darinya. Cowok itu pun menoleh. Seulas senyum simpul terbit dibibirnya,"ADEK BAHENOL GUE! EGE!" teriaknya antusias seraya berlari ke arah Gesta, dengan tangan membawa setoples nastar.

Gesta membelalakan matanya,"ABANG PANCI?!"

"EGE! KANGEN BANGET GUE SAMA LO GE!"

Brukh

Panji langsung tubuh bongsor Gesta dengan erat. Bahkan bisa dibilang membuat Gesta terasa sesak.

"Lo beneran Panji? Kok sekarang melempem sih? Muka lo juga gak serem. Lo beneran Panji kan?" tanya Gesta sedikit ragu.

Padahal dulu Panji yang dia lihat itu lebih tinggi darinya, berkarisma, auranya juga jantan. Lah ini?

"Gue Panji beneran Ege! Emang kenapa sih? Awet muda, ya?" tanya Panji dengan percaya diri setelah melepaskan pelukannya.

"Lo selama ini beneran tinggal di Australia kan? Buat kerja? Bukan buat melonte?"

Ctak

Panji menyentil keras dahi adiknya,"Lambemu! Gue kan kerja buat lo. Banting tulang sampe gak bisa tidur seminggu, cuman buat nafkahin lo, Ge. Tega lo nuduh gue melontay? Mana rasa berperikemanusianmu, Ge?" tanyanya dramatis.

"Abisnya! Muka lo berubah! Ini lagi, rambut lo kenapwhy kek batok kelapa?"

"Namanya juga kerja. Kemarin tuh, gue disuruh jadi model cute sweater baby blue gitu. Lumayan, Ge bayarannya muahal! Akhirnya gini deh gue potong rambut. Bulu-bulu juga di pangkas abis semua,"

Gesta megeryitkan dahinya,"Termasuk bulu bawah?"

"Heem! Kan sesi ke dua buka-bukaan. Jadi model hot sempak. Biasalah, namanya juga hidup,"

Panji menyuapkan nastarnya ke dalam mulut,"Btw nilai raport lo berapa, Ge? Pasti gak lulus kan?"

"Sok tahu lo! Gue masuk sepuluh besar paralel dong!" ucapnya bangga.

"Hoax!"

"Serius, bang..."

"Hoax! Nyontek lo ye sama anak tetangga sebelah,"

"Tetangga sebelah?"

"Itu loh yang dulu kalau ke warung cuman pake kaos daleman warna pink sama celana setret diatas paha. Temen ngebolang lo, Ge. Sapa sih namanya?"

"Gendis?"

"Nah iya itu! Cantik ora sekarang dia?"

Gesta tersenyum kecut,"Jangan muji-muji dia! Cuman Gesta yang boleh muji Gendis. Abang gak usah! Gendis punya Gesta tahu!"

GESTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang