12. Kalah Start

249 52 276
                                    

HAPPY READING

***

"Mau minum?" tawar Adreas, menyodorkan sebotol minuman air dingin ke arah Gendis yang tengah duduk lesehan di bawah pohon. Setelah selesai melaksanakan upacara.

"Buat gue? Gratis gak nih?"

"Gratis buat lo. Nih ambil,"

Gendis menerima sodoran minuman dari Adreas seraya tersenyum kecil, "Thank, lo baik juga ternyata." Ia membuka botol minuman dingin itu, lalu meneguknya hingga tandas.

Hari ini ia cukup lelah mengatur barisan upacara bersama Geral yang terbilang sangat banyak. Di tambah dengan cuaca panas dan terik yang sama sekali tidak bersahabat.

Adreas mengeluarkan sapu tangan dari saku seragamnya. Tangannya terulur untuk mengelap dahi Gendis yang terlihat basah di penuhi oleh keringat.

"Lo setiap senin harus ngatur gitu?" tanya Adreas, yang langsung dapat anggukan dari Gendis.

"Cuman kalau di butuhin doang sih. Oh ya, lo mau minta minumannya?"

Adreas menggelengkan kepalanya,"Buat lo.:

Gendis menaikan sebelah alisnya menatap heran ke arah Adreas,c"Jijik lo?"

"Enggak jijik, Dis. Cuman gak enak aja bekas cewek. Secara gak langsung itu kayak ciuman kan? Lo mau gue cium? Kalau mau sih gaskeun gue siap lahir batin malahan,"

Plak

Adreas terkekeh pelan saat mendapatkan geplakan di tangannya,"Bercanda atuh neng, jangan galak-galak gitu. Nanti tambah gemesin, kan gue gak mau jadi perusak hubungan orang,"

"Perusak hubungan orang?" tanya Gendis, menunjuk dirinya sendiri.

Adreas mengangguk,"Iya. Lo sama Gesta pacaran kan?"

"Dih kata siapa?" Gendis tertawa kecil,"Gue sama Gesta itu udah sahabatan dari kecil, yakali gue pacaran sama tuh anak,"

Adreas tersenyum simpul mendengar ucapan Gendis, enak nih kayaknya kalau jadi perusak dihubungan prenjon.

"Eh, gue balik kelas duluan ya? Udah jam 9 nih, bentar lagi Bu Tuti ngajar," Gendis bangkit dari tempat duduknya.

"Oh kalau gitu bareng aja, kelas kita searah kan?" Ia bangkit dari tempat duduknya sambil memasukan sapu tangan miliknya ke dalam saku seragam sekolah.

"Emang lo kelas apa?"

"12 Ips 2,"

"Oh deket itu mah, skuy lah! Bareng," Gendis berjalan terlebih dahulu mendahului Adreas yang berjalan mengikutinya dari belakang. Seulas senyum penuh kemenangan terukir di bibir cowok itu.

Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata tajam dengan tangan yang terkepal kuat di samping paha. Menatap kedekatan mereka dari balik dinding di dekat toilet laki-laki.

"Shit! Gue kalah start sama si bocah ingus meler," umpatnya.


******

GESTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang