5 : I Want You Here

1K 79 14
                                    

Aku harus baca dari awal ini cerita sebelum bikin kelanjutannya, sudah lupa soalnya apalagi sama pemerannya 😅😅😅

Maaf ya sudah lama gak update fanfic yang ini🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Karena Pond sudah bosan berada di kamar rawat inap akhirnya memilih jalan-jalan menggunakan kursi roda.

Selagi jalan-jalan, dia melihat seorang pria yang mungkin seusia dia duduk di koridor nan berusaha menyendok makanannya dengan tangan kiri tapi tidak bisa namun sebab makanan itu selalu jatuh, dia itu sudah terbiasa menggunakan tangan kanan untuk makan serta hal lainnya.

"Apa kau butuh bantuan?" Tawar Pond ramah, dia sudah berada di hadapan si pria.

Pria manis itu melihat Pond dari atas sampai ke bawah. Wajah Pond nan tirus dihiasi hidung mancung serta bibir kecil nan tampak pucat, mata onyx tajam nan tegas di sela alis mata hitam tebal dan rambut lurus berponi.

Pond memang lebih tampak kurus jika dibandingkan dengan dirinya namun itu tidak mampu memudarkan ketampanan Pond.

Dia terpesona.

"Hello..." Panggil Pond kepada pria yang hanya diam mematung menatap dirinya. Pond melambai-lambaikan tangannya guna membangunkan pria itu dari dunianya yang sungguh tidak dimengerti oleh Pond.

Plakkk!
"Kau butuh bantuan ku tidak, jika tidak aku pergi!" Ucap Pond setelah menggeplak kepala pria tadi sehingga pria tadi meringis kesakitan nan terbengong bengong. Pria di depannya ini sungguh kasar.

Pond menepuk jidatnya tapi dia kembali bertanya.

"Kau mau aku suapi?"

Pria tadi langsung mengangguk cepat dengan wajah yang cerah sehingga jadilah Pond menyuapi dia makan.

Sembari dia menyuapi pria itu makan, dia teringat dengan kakaknya yang manis. Kakaknya sering menyuapi dia makan tapi setelahnya dia terdiam sejenak. "Sampai kapan aku seperti ini? Kenapa tuhan tidak mencabut nyawaku saja jika hidupku hanya menjadi beban untuk kakak," Rutuknya dalam hati tapi wajahnya selalu tampak cerah. Pond sudah lelah hidup seperti ini, dia tahu biaya pengobatannya tidak murah, dia tahu kalau saat ini kakaknya banting tulang untuk mencari biaya pengobatannya.

"Siapa namamu?" Tanya Phuwin dengan hati yang dihiasi bunga nan mekar.

"Pond Naravit, kalau kau?"

"Phuwin Tangsakyuen!" Responnya jauh lebih berbinar-binar dibandingkan dengan Pond. Dia sungguh menikmati makan siangnya.

"Kamu pasien baru yah di rumah sakit ini, soalnya aku baru melihatmu" Ujar Phuwin penasaran dengan pria yang membuat jantungnya berdebar-debar.

Pond tersenyum kecil, dia memang jarang keluar kamar, inipun dia keluar dengan cara menyelinap karena dia tidak boleh keluar sebab akhir-akhir ini kondisi Pond semakin memburuk.

"Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?" Tanya Phuwin kecewa, dia membuka mulutnya supaya makanan yang Pond sendok masuk kedalam mulutnya.

"Memangnya apa yang aku dapatkan jika aku menjawab pertanyaan mu?"

"Apaan sih, pelit banget jadi orang, aku kan cuman mau berteman denganmu" Rutuk Phuwin dengan bibir maju.

Pond tertawa kecil.

"Berapa nomor handphone mu?"

"Untuk apa?" Kali ini Phuwin mendengus kesal setelah mendengar pertanyaan balik Pond.

Life Goes On 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang