Chapter kali ini cukup pendek, karena cuman mau testing, apakah masih ada yang menunggu ini fanfic, mengingat fanfiction ini sudah lama vakum.
Happy reading dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentarnya 😇
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
Waktu telah menunjukan pukul 10 malam saat Saint tampak merapikan kemejanya dan segera mengambil dompet dan kunci mobilnya.
Lagi. Malam ini dia kembali menghabiskan malamnya di diskotik, minum sampai mabuk tuk mengusir rasa kehilangan dan sepi yang diselimuti oleh luka yang dalam. Semakin dalam tak berdasar karena rasa penyesalan yang berujung.
Teman-temannya pun, masih tak tahu dimana rimbanya. Dia belum tahu perihal mereka yang sudah Godt lelang.
Tak terasa sudah 4 bulan lamanya dia hidup tanpa Perth di sisinya. Walaupun ketika mereka bersama, itu bukanlah hubungan yang tenang dan mudah. Pertengkaran dan perdebatan seolah menjadi bagian dari kegiatan mereka sehari-hari. Saint tak pernah lelah dan menyerah untuk meyakinkan Perth bahwa sikapnya yang ngatur-ngatur itu karena dia mencintai Perth. Dia akui, kalau dia posesif dan telah memperlakukan Perth semena-mena hanya karena dia pernah dilukai dan tak tahu bagaimana cara mencintai yang baik.
Hubungan mereka yang bukan berawal dari cinta dan tiba-tiba tinggal bersama membuat keduanya beradaptasi dengan cukup berat.
Mereka harus belajar tuk saling memahami dan menerima kekurangan masing-masing.
Namun pada kenyataannya hanya Perth seorang yang berusaha tuk mengerti dan belajar menerima Saint apa adanya.
Saat ini, Saint merasa sangat lelah. Malam ini untuk Saint, kembali menjadi malam paling panjang dan sepi.
Saint menyesal dengan sikap dan pemikirannya yang egois dan posesif.
Rasa kehilangan telah menyadarkan Saint, bahwa dia sangat mencintai Perth. Dia juga belajar, kalau kesalahan yang telah dia lakukan pada Perth sangatlah fatal dan tidak bisa dimaafkan. Bahkan, karena dirinya, darah dagingnya pun pergi tuk selama-lamanya sebelum bisa melihat indahnya dunia.
Sena baru saja hendak masuk kedalam kamar saat melihat Saint begitu rapi dan wangi menatapnya sekilas.
"Phi mau kemana? Mabuk-mabukkan lagi?" Semenjak Saint kehilangan Perth, kedua Saudaranya tinggal di rumah Saint tuk menjaga Saint.
Saint mengangguk ringan, "kamu gak perlu menungguku, aku gak pulang."
"Kalau phi gak pulang, terus phi tidur dimana? Di hotel?"
Saint kembali mengangguk ringan membuat Sena menghela nafas panjang. "Phi, berhentilah menyiksa diri. Percuma juga phi melakukan perawatan psikolog, jika phi merusak tubuh phi. Ingat, jiwa yang sehat juga butuh tubuh yang sehat." Omel Sena tidak di gubris oleh Saint, dia tetap pergi.
Memang benar Saint telah berhenti main pelacur dan segala macam bentuk jajan lainnya, namun dia tidak bisa melepaskan diri dari minuman beralkohol. Sebab hanya dengan minuman keras itu dia bisa melupakan Perth sejenak, lalu tertidur lelap walaupun esok harinya penyesalan itu kembali menghantuinya.
Sama hal di sini, Pond juga melampiaskan segala luka dan penyesalannya melalui minuman keras, hanya saja ada Phuwin di sisinya yang selalu menemaninya.
Phuwin sadar, kalau dirinya samasekali tidak ada di mata Pond. Tapi walaupun begitu, dia tetap tidak menyerah untuk mendapatkan Pond. Dia percaya, usahanya ini akan berbuah manis. Bak kata pepatah, usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
⏩⏩
30 menit telah berlalu, Perth telah selesai membersihkan dirinya. Dia pun keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk kimono yang tersedia di dalam kamar mandi seperti biasanya.
Ketika kakinya melangkah menuju ke arah lemari pakaian, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan muncul pula Godt dari balik pintu itu.
Seketika Perth terpaku di tempat, dia menatap Godt dengan wajah yang sudah berubah warna menjadi semerah tomat. Tubuhnya tiba-tiba saja gemetar dan dia mulai merasa panas dingin. Suaminya masuk dengan tubuh yang hanya dibalut dengan handuk. Godt mandi di kamar sebelah agar lebih cepat. Hari ini dia mau membawa Perth ke kantornya.
Godt tahu kalau saat ini kekasih hatinya tengah memandangnya dengan penuh minat, lantas dia berjalan ke arah Perth dengan wajah yang terlihat begitu santai, namun sudut bibirnya sedikit terangkat.
Saat mereka telah berhadapan, Godt pun mulai menarik pinggang Perth agar lebih merapat pada tubuhnya.
"Aromamu sangat wangi, aku suka!" Puji dia seraya mengendus ceruk leher Perth tanpa permisi.
Sementara, Perth masih merasa kaku dan geli di sertai dengan dadanya yang berdebar-debar. Apalagi dia sudah lama tidak disentuh oleh Godt dengan begitu intens.
Godt melirik jam di dinding, "Baru jam 05:33 am." Monolog dia dalam hati lalu dia tatap wajah Perth yang semakin memerah seraya menutup mulutnya dengan kedua tangannya guna menahan desahannya karena Godt tak hanya mengendus lehernya tapi dia juga menciumi dan meninggalkan bekas kepemilikannya di sana.
"Apakah kamu masih takut jika kita melakukan lebih dari ciuman? Jika tidak, aku menginginkanmu!" Ucap Godt menatap dalam manik gelap Perth yang berbinar-binar.
"Aku tidak masalah jika phi yang mencumbu tubuh ku. Tapi apakah kita sudah boleh melakukan sex?" Kata dia malu-malu dengan wajah yang merona.
"Aturan itu ada untuk dilanggar." Seduktif dia membuat yang mendengar menepuk dada Godt dengan pelan.
"Phi..." Rengek dia membuat Godt terkekeh lantas semakin dia rangkul erat pinggang ramping Perth.
"Bukankah ada lubang yang lain tempat milikku bisa keluar masuk selain dibawah ini." Kata dia menatap bibir ranum Perth lalu dia meremas bokong Perth.
Perth mengerti, "Tapi milik phi gede dan panjang, tidak muat dalam mulutku." Terang Perth tak pernah hilang rona pada wajahnya.
"Gak harus masuk semuanya, masuk setengah juga sudah enak kok sayang. Apa kamu tidak kasihan dengan milikku yang sudah mengeras begini, hembn?"
"Boleh, tapi bayarannya seumur hidup," Kata Perth dengan berani.
"Apanya?" Tanya dia gagal paham dengan maksud dan tujuan dari perkataan Perth, walaupun dia tahu kalau saat ini Perth sedang menggoda nya.
"Cintai aku seumur hidupmu, phi." Jawab Perth tersipu malu membuat Godt tersenyum tipis.
"Baiklah!" Godt menerima permintaan Perth dengan senang hati.
"Kita mulai dan jangan pernah menyesalinya!" Bisik Godt sebagai peringatan kalau sex mereka tidak akan berlangsung sebentar.
Perth mengangguk ringan, dia tidak keberatan melayani suaminya dengan durasi lama.
Godt perlahan membawa Perth ke arah atas ranjang seraya memberikan sentuhan demi sentuhan pada tubuh Perth yang sangat sensitif.
Lama kelamaan erangan erotis mulai lolos dari bibir Perth ketika Godt meremas kedua puting susu dengan begitu ganas.
"Sial, kenapa Boba kecilnya sangat manis dan imut!" Gerutu Godt dalam hati karena setelah ini dia pasti candu dengan puting susu Perth.
Semakin lama suasana kamar menjadi semakin panas, Godt mulai menelanjangi Perth dengan begitu bernafsu. Ketika tubuh Perth terpampang jelas di hadapan Godt, dia sempat kagum karena tubuh dan kulit istrinya yang sangat mulus dan bersih serta tidak memilik lecet sedikit pun. Tidak sia-sia dia mengeluarkan uang banyak untuk perawatan istrinya. Pengen istri cantik, ya harus modal. Gak ada donatur ya gak bisa ngatur.
"Phi... tolong, ja-jangan tatap aku seperti itu, aku malu..." Pinta Perth dengan lirih.
Godt tersenyum sensual, kini dia melepaskan pakaiannya dan mulai menaiki tubuh Perth. Tidak ingin menunggu dengan lama, jari tangan Godt mencoba mencari celah untuk memasuki memainkan milik Perth yang ternyata sudah berdiri.
"Sayang, ternyata kamu sudah basah dan ... licin," Goda Godt seduktif pada Perth yang kini menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya, dia merasa malu dengan ucapan Godt.
Kegiatan panas terus berlanjut, kedua manusia itu saling memenuhi satu sama lain. Ini menjadi pagi yang menyegarkan tuk keduanya.
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Goes On 🔞
Fanfiction"My sweet and caring side is reserved just for you." ❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️ ⏩ LGBT area☠️ so, HOMOPHOBIA dilarang mendekat. ⏩Area dewasa🔞 ⏩Kapal hantu bertaburan ☠️, jangan harap kapal benar berlayar disini. ⏩TYPO & kata yang hilang bertebaran. ⏩ Updat...