38 : Kenapa Selalu Ada Pertengkaran Diantara Kita?

171 23 11
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentarnya, terima kasih 🥰❤️

Happy reading 🥰❤️❤️❤️

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Baiklah, terimakasih." Ucap Mark pada Nanon, setelahnya panggilan pun berakhir. Mark bersyukur Perth sudah ditemukan walaupun dia tidak tahu dimana Perth sekarang. Dia masukan ponselnya kedalam kantong jas merahnya. Lantas manik gelapnya mengarah lurus kearah Saint yang menerima ajakan Mind tuk berdansa. Di pesta ulang tahun ini dia juga melihat Pavel yang baru datang bersama beberapa orang dosen serta perangkat kampus lainnya.

Ini pesta ulang tahun yang meriah.

Lama Mark melihat Saint, dia hanya berpikir kira-kira apa tanggapan orang tuanya jika mereka tahu kalau Saint punya seorang pelacur, dan pelacur itu Perth? Lalu apa yang terjadi dengan Mind yang memuja Saint? Semenjak Mind tahu hubungan Saint dan Mai berakhir, dia semakin gencar mendekati Saint. Sedangkan pria yang dia kejar acuh tak acuh.

Glukh glukh, Mark meneguk habis anggur merah di tangannya. Dia ingin pulang tapi itu tidak mungkin. Mark tidak begitu suka acara seperti ini maupun pesta lainnya.

Tep!
Ada yang merebut minuman Mark lalu dia letakkan di meja.

"Mama..." Ujar Mark kini melihat wanita yang menatapnya dengan tatapan tak suka.

Dia ambil amplop coklat itu dari tangan wanita yang dia panggil mama.

Darahnya berdesir hebat kala melihat beberapa lembar foto mengenai interaksi dia dengan Perth. "Mama jangan marah dulu, aku bisa jelasin semuanya," Ujar Mark sudah ada beberapa alasan dikepalanya untuk Araya yang berdiri menatapnya dengan sinis.

"Jadi ini alasan kamu tinggal di apartemen supaya kamu bisa berinteraksi dengan Perth?" Bukan Araya namanya jika dia bersedia mendengar penjelasan tentang Perth. Rasa benci yang dia pendam salah tempat. Padahal pada kenyataannya dia playing victim.

Mark tercekat, lama-lama muak juga dia diatur oleh ibu tirinya yang sok berkuasa tentang hidupnya.

"Mama sudah bicara dengan papamu, mulai senin depan, kamu kuliah di luar negeri jadi mulai besok kamu tidak perlu lagi datang ke kampus."

"Aishhhh, shibal!" Kutuk Mark terdengar jelas oleh Araya. Mark kesal karena sampai sekarang apapun permintaan mamanya selalu dia turuti. Memang benar dulu papanya pernah bersalah pada Araya, tapi tidak begini juga bentuk penebusan kesalahannya. Lihatlah dampaknya, Araya semakin semena-mena.

"Ma, jika mama ingin aku terus menghormati mu sebagai ibu, maka bertindaklah sesuai logika dan hati nurani. Ingat, mama itu cuman ibu tiriku, jadi jangan sok ngatur! Jangan lupa, jika mama tua nanti, siapa yang akan mengurus mama jika bukan aku." Ucap Mark mulai hilang rasa hormatnya pada Araya.

Mark sangat yakin jika Araya tua nanti, jika bukan dia lalu siapa yang lagi yang akan merawat Araya jika bukan dia mengingat selama ini Araya tidak punya hati pada Perth dan Pond.

"Kau," Maki Araya tidak jadi menampar Mark dan malah bertingkah jatuh. "Padahal mama hanya memberimu nasehat. Jika kamu tidak suka katakan saja dengan baik-baik, kamu tidak perlu mendorong mama. Hiks, mama sadar nak kalau mama hanya ibu tirimu..." Sandiwaranya bau kali ini Mark lihat. Speechless dia. Setidaknya sekarang dia jadi tahu darimana sikap kurang ajar tidak tahu diri Pond itu datangnya.

Life Goes On 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang