"Mark, apa kamu tahu tadi pagi Perth diantar ke kampus oleh kekasihnya?" Ucap Nanon dengan Mark yang datang-datang langsung menghampiri Mark yang lagi main game. Masih ada 30 menit sebelum mata kuliah ke dua."Mark, adikmu itu lagi-lagi jadi topik perbincangan semua mahasiswa mahasiswi kampus ini," kata Nanon lagi sudah mengambil duduk di bangku depan Mark.
"Non, itu bukan gosip tapi fakta," Tegas Sammy update info apalagi informasi seperti ini, number one dia mah.
"Jadi ini semua benaran, terus adik tirinya itu sekarang sudah punya pacar Mark?" Nanon memandang Mark lagi yang acuh tak acuh, saat ini dia lebih mementingkan gamenya.
"Kamu terkejut kan Non, sama kita juga," Ujar Sammy pada Nanon yang tengah syok berat itu.
Di saat kita sedang menyaksikan keterkejutan Nanon, Kao datang. Pria itu tak bereaksi apa-apa, datar. Sedatar papan meja belajar.
"Kao, jangan bilang kalau kamu nggak tahu kehebohan yang sedang terjadi pagi ini." Sammy menghampiri Kao.
"Aku sudah tahu semuanya. Bahkan kayaknya aku adalah orang pertama yang mendengar berita mengejutkan itu." Terang Kao menatap pada Sammy, tadi pagi Kao melihat kejadian itu tepat di depan matanya. Bukan di kelas, melainkan di tempat parkir. Kebetulan ketika Godt dan Perth turun dari mobil, Kao juga turun dari motornya.
Sedang Mark hanya tersenyum singkat menanggapi ucapan Kao. Entah apa arti senyuman itu, yang jelas horor.
"Kamu kenapa senyum-senyum Mark, horor tahu..." Timpal Sammy bergidik ngeri.
"Mark, kamu serius gak tahu kalau Perth itu sudah punya pacar? Jangan-jangan kamu bohong sama aku." Desak Nanon pada Mark yang kembali fokus main game.
Cinta Nanon pada Perth itu serius, bukan main-main seperti sikapnya selama ini pada Perth.
"Mark..."
"Berisik amat sih jadi orang, aku lagi main party ini..." Keluh Mark paling benci ketika dia main dia diganggu. Lagian mana mungkin Mark tahu Perth punya pacar, mereka tidak serumah, jarang berkomunikasi juga. Sekali berkomunikasi paling seputar keadaan Pond atau obrolan yang tidak penting.
Mark memang menyayangi Perth dan Pond, namun dia harus membatasi dirinya supaya tidak terlalu dekat dengan Perth dan Pond. Takut ketahuan oleh orang tuanya dan kakaknya. Bisa di deportasi dia keluar negeri jika dia ketahuan.
Sebenarnya tidak masalah dia tinggal di luar negeri bersama kakek dan neneknya, hanya saja jika dia di luar negeri maka dia tidak bisa melihat Perth dan Pond. Terus siapa yang jagain tuh bocah berdua kalau dia ke luar negeri? Gak ada kan.
⏩⏩
Ponsel di meja bergetar, Perth pikir Saint yang kirim pesan. Setelah dilihat ternyata Nanon.
*Jam istirahat aku ingin bicara berdua dengan kamu. Plis, aku mohon, Perth...
Perth menoleh ke belakang, melihat Nanon yang ternyata sedang menatap Perth juga. Mata kuliah kedua ini Perth sekelas dengan Nanon dan Sammy. Mark dan Kao berbeda jurusan dengan Nanon sehingga mereka tidak sekelas.
Perth menghembuskan napas pelan lalu kembali pada pelajaran yang sedang diterangkan oleh Bu dosen tanpa membalas pesan dari Nanon. Bukan sombong, dia hanya tidak ingin memberi Nanon peluang sekecil apapun untuk mengharapkan cintanya.
"Padahal sekarang dia tahu kalau aku sudah punya pacar tapi mengapa dia masih terus berusaha mendekatiku?" Batin Perth harus seperti apa dia jelaskan dan tunjukkan pada Nanon kalau dia tidak akan pernah bisa membalas perasaan Nanon.
⏩⏩
Fluke, Santa dan Sanan sudah berlalu ke kantin, mereka mengajak Perth tapi dia sedang bertukar pesan dengan Pond, sepertinya itu obrolan yang serius mengingat Perth meminta teman-temannya duluan ke kantin. Oleh karena itulah mereka duluan, nanti Perth menyusul saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Goes On 🔞
Fanfic"My sweet and caring side is reserved just for you." ❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️ ⏩ LGBT area☠️ so, HOMOPHOBIA dilarang mendekat. ⏩Area dewasa🔞 ⏩Kapal hantu bertaburan ☠️, jangan harap kapal benar berlayar disini. ⏩TYPO & kata yang hilang bertebaran. ⏩ Updat...