37 : Terbesit Dihati

195 23 14
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Perth pergi ke rumah sakit. Tadi ketika baru selesai mandi, dia mengalami pendarahan. Beruntung bayinya baik-baik saja tapi Perth sendiri tidak baik-baik saja. Fisiknya mungkin terlihat baik-baik saja tapi tidak dengan pikiran dan hatinya.

Area bawahnya yang robek juga sudah diobati. Sekarang dia baru saja bangun tidur dan langsung berhadapan dengan dokter kandungan yang tempo hari, dokter Charlotte Austin.

Charlotte sengaja menemui Perth begitu dia mendapat kabar dari perawat kalau Perth sudah bangun.

Tadi siang, begitu Perth sampai di rumah sakit, dia langsung pingsan.

Terdengar helaan nafas panjang dari Charlotte untuk Perth. Dia duduk dengan kaki bersilang. Penasaran dia dengan kekasih Perth. Bagaimana mungkin dia tidak penasaran mengingat Perth masuk rumah sakit karena kelelahan dan kekerasan dalam sex.

"Apa kamu tidak memberitahu kekasihmu kalau kamu hamil?" Duga dia sesuai pengalamannya sebagai dokter.

Perth menggeleng.

"Kenapa?"

"Karena dia tidak akan percaya." Kesimpulan Perth berdasarkan jalan pikir Saint. "Aku pria, jadi mana mungkin dia percaya aku hamil. Sekalipun dia percaya, dia tidak akan mau mengakui bayi ini sebagai darah dagingnya." Tambah Perth tidak ada binar pada manik gelapnya. Redup.

Charlotte terdiam, hanya sebentar. "Tapi dia wajib tahu mengenai kehamilanmu supaya dia tidak melakukan kekerasan seksual padamu. Jika terus begini, kamu bisa keguguran bahkan lebih parah dari itu."

Perth menunduk, dia lihat perutnya yang masih datar kemudian dia sentuh dengan tangan kanannya yang tidak terpasang slang infus. Dia ingin menangis tapi dia lelah. "Dokter, aku ingin bayi ini lahir. Tapi aku takut hidup dia berakhir seperti aku." Lirih dia ragu dia untuk melahirkan bayi yang dia kandung. Dia takut bayi ini tumbuh besar dengan penuh kesengsaraan seperti dirinya.

"Memangnya kenapa dengan hidupmu?"

"Tidakkah dokter jijik denganku? Aku pria tapi di sini ada bayi yang bersemayam." Perth menjeda perkataannya, "Aku juga seorang pelacur dan hal itu sudah pasti membuat status anak ini semakin buruk di mata orang-orang. Terlahir dari seorang pria saja sudah membuat dia di cap sebagai anak monster." Tambah Perth kini menatap langit sore. Dia sedang berpikir, ini lantai berapa? Tinggi Kah?

Sekarang Charlotte mengerti kenapa Perth berkata kalau kekasihnya tidak akan percaya kalau bayi yang dia kandung itu anaknya. Secara, dia pelacur.

"Tapi aku tetap ingin kekasihmu tahu, siapa tahu dengan begitu perlakuan dia padamu melembut."

Perth tertawa getir, melembut? Yang ada Saint malah membunuhnya jika dia tahu Perth hamil. Itulah yang Perth pikirkan tentang Saint. Kepercayaan Perth pada Saint sudah minus. Bagaimana mungkin dia bisa mempercayai Saint yang tidak pernah mempercayai dia. Jangankan memberi Saint kepercayaan, berpikir yang baik saja dia pada Saint sudah tidak bisa lagi. Seburuk itulah Saint dimatanya. Padahal dulu sungguh bukan main dia memuja dan mencintai Saint.

Ternyata perlakuan buruk Saint mampu mengikis habis seluruh perasaan Perth pada Saint. Bak kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.

"Dokter, jika suatu hari nanti terjadi hal buruk padaku. Tolong selamatkan anakku. Aku ingin dia hidup walaupun dunia ini sangat buruk." Pinta Perth tidak punya pandangan masa depan yang indah untuk hidupnya. Buram dan gelap.

⏩⏩

Perth memilih berada di rumah sakit mengingat fisiknya belum fit. Selain itu dia juga tidak mau pulang ke rumahnya maupun rumah Saint.

Life Goes On 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang